Kamis 09 Apr 2015 09:42 WIB

Warga Lereng Pegunungan Meratus Bangun Sekolah Darurat

Anak-anak SD belajar di sekolah darurat gempa di Desa Puro'o, Kecamatan Lindu, Sulawesi Tengah. (ilustrasi)
Foto: Antara
Anak-anak SD belajar di sekolah darurat gempa di Desa Puro'o, Kecamatan Lindu, Sulawesi Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BALANGAN -- Warga lereng Pegunungan Meratus, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan membangun sekolah dasar (SD) darurat secara swadaya untuk memberikan fasilitas belajar bagi 15 orang anak di wilayah tersebut.

Lokasi SD darurat tersebut berada di sekitar Desa Tampaan. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan Abdul Basyid mengatakan pihaknya pada tahun ini memang memprogramkan untuk membangun dua unit SD kecil.

"Untuk lokasi pembangunannya masih dikoordinasikan, namun dalam program kami sudah ada rencana untuk membangun SD Kecil," ujarnya, Kamis (9/4).

Menurut salah satu guru SD darurat, Yulianti, Dinas Pendidikan sudah pernah datang ke sana dan berencana untuk membangun SD kecil pada tahun ini.

"Mudah-mudahan SD kecilnya dibangun di desa kami ini supaya kami tidak lagi basah kuyup saat belajar ketika turun hujan, dan semoga kami masih diberi kesempatan mengajar di sekolah ini," katanya.

Yulianti membeberkan, jumlah pengajar pada SD tersebut hanya tiga orang, dan hanya lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dengan murid sebanyak 15 orang.

"Sekolah kami dibangun sekitar satu tahun lalu, dan sukarela mengajar dengan modal semangat agar anak-anak desa kami bisa baca dan tulis. Bahkan untuk alat tulis kami dan murid kami harus membeli secara swadaya," ujarnya.

Asis, salah satu warga desa berharap, pembangunan SD kecil di desa tersebut akan terealisasi secepatnya, agar kegiatan belajar mengajar anak-anak lereng meratus bisa berjalan lancar.

"Tentunya kesempatan untuk mendapatkan fasilitas dan pendidikan merupakan hak seluruh warga. Dengan pesatnya pembangunan di perkotaan Balangan, jangan sampai melupakan kami yang berada di daerah terpencil," ujar Asis.

Pembangunan SD darurat tersebut dibangun secara swadaya oleh warga setempat, dengan menggunakan batang kayu hutan dan beratapkan terpal, meja yang dibangun seadanya, dan berlantaikan tanah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement