REPUBLIKA.CO.ID, LIMA PULUH KOTA— Imunisasi merupakan upaya terbaik dalam upaya mencegah penyakit. Ini diungkapkan Bupati Lima Puluh Kota, Aris Marajo dalam Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi Pentingnya Imunisasi Bagi Masa Depan Generasi Muda di Kantor Bupati Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Rabu (8/4). Kegiatan ini merupakan Rangkaian Acara Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang diselenggarakan serentak di seluruh dunia pada 24-30 April 2015. Tema globalnya yaitu ‘Close The Immunization Gap’. Serta dengan tema nasional ‘Bersama Wujudkan Cakupan Imunisasi yang Tinggi dan Merata.
Dikatakan Aris, bahwa saat ini masyarakat banyak disesatkan oleh pihak-pihak yang justru tidak mengetahui persis soal imunisasi. ‘’Imunisasi ini adalah upaya terbaik untuk mencegah kita dari segala penyakit,’’ papar Aris. Untuk itu ia meminta para tokoh masyarakat dan tokoh ulama untuk turut mensosialisasikan terkait imunisasi ini. Bupati juga mengucapkan selamat datang dan terimakasih atas diselenggarakannya kegiatan pertemuan advokasi dan sosialisasi pentingnya imunisasi ini.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan dr. H. Mohamad Subuh, MPPM mengatakan bahwa imunisasi telah diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif dan hemat biaya.
Dikatakan Subuh, pertemuan ini penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak. Serta mewujudkan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata.‘’Sehingga dapat memberikan perlindungan optimal pada anak-anak kitadari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi,’’ katanya. Pertemuan advokasi dan sosialisasi pentingnya imunisasi ini dihadiri oleh para alim ulama, tokoh masyarakat serta dari dinas kesehatan se-Sumatera Barat.
‘’Imunisasi telah berhasil mencegah kematian sekitar 2 sampai 3 juta setiap tahun dan mencegah anak-anak dari penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio,campak, pneumonia, meningitis, dan haemophilus influenzae type b,’’ katanya.
Namun menurutnya saat ini Indonesiadihadapkan pada tantangan, karenaada satu dari lima anak yang kehilangan kesempatan mendapatkan imunisasi. ‘’Akibatnya, pada tahun 2013 ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap dan sebesar 9,5 juta di antaranya ada di wilayah Asia Tenggara - termasuk di dalamnya anak-anak Indonesia,’’ katanya.
Keberhasilan pelaksanaan program Imunisasi menurut Subuh hanya dapat dicapai jika mendapat dukungan dari segenap lapisan masyarakat.Diperlukan keterlibatan semua sektor bagi suksesnya imunisasi.‘’Baik Sektor Pemerintah, Masyarakat maupun Sektor Swasta - termasuk Bapak/Ibu Para Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat se Provinsi Sumatera Barat yang hadir dalam acara ini,’’ katanya. ‘’Dukungan dan peran aktif Bapak/Ibu Para Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat yang diharapkan adalah memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat untuk menyikapi isu-isu atau desas-desus yang tidak benar tentang imunisasi,’’ tambah Subuh.
Pada kesempatan itu, Dr. Piprim Yanuarso mengungkapkan bahwa pentingnya vaksin tak dapat disangkal lagi. ‘’Penurunan angka kasus penyakit dan wabah akibat vaksin sudah nyata dan terang benderang,’’ tandas Piprim.
Pada kesempatan yang sama, Buya Gusrizal Lc, Komisi Fatwa dari MUI Sumatera Barat menegaskan bahwa vaksinasi sebenarnya jika dilihat dari aspek Syariat islam, tidak hanya dikaji oleh para ulama di Indonesia. Namun menjadi pembahasan bagi para alim ulama di negara-negara lainnya. ‘’Para ulama telah menyimpulkan dengan berbagai persoalan dan perdebatan itu, karena ada kemashlahatan dan dibutuhkan oleh umat maka imunisasi dibolehkan oleh ulama dan tidak sedikit lembaga-lembaga fatwa internasional menganjurkan dan mengajak umat untuk berpartisipasi dalam imunisasi.
N osa