REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jawa Barat mengklaim siap merealisasikan pembangunan infrastruktur pada tahun 2016.
“Untuk menunjang aksesibilitas ke BIJB Kertajati, juga akan direalisasikan pembebasan lahan jalan akses non-tol,” ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Denny Juanda, Rabu (8/4).
Target pembangunan sisi udara BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) Kertajati tersebut sebesar 80 persen dan sisi darat sebesar 60 persen.
Denny mengatakan, pihaknya juga menggenjot reaktivasi jalur kereta api. Yakni, Rancaekek-Tanjungsari, Kadipaten-Cirebon, dan Tanjungsari-Kertajati-Kadipaten. Rencananya, pada 2016 dimulai pembebasan lahan di daerah yang lalui jalur tersebut.
Selanjutnya, kata dia, untuk pembangunan infrastruktur sarana jalan, akan direalisasikan pembangunan jalan menuju Geopark Ciletuh, pembebasan lahan Jalan Lingkar Sukabumi segmen 1 dan segmen 3, dan pembangunan drainase di jalan provinsi sepanjang 1.000 kilometer.
Menurut Kadis Bina Marga Jabar M Guntoro, pada 2016 sejumlah proyek akan digenjot. Yakni, penyelesaian pembangunan jalan Lingkar Kuningan, yaitu jalur Ciracas-Sampora serta pembebasan lahan lingkar Tasikmalaya sebesar 50 persen dari rencana pembebasan lahan yang dibebaskan.
“Pembangunan jalan di beberapa daerah di Jabar juga akan dituntaskan, di tahun 2016 juga siap dibangun, yaitu di Jalan Lingkar Banjaran Kabupaten Bandung, Jalan Lingkar Ciamis dan Jalan Kadungora-Leles,” katanya.
Selanjutnya, kata Guntoro, ada sejumlah tahapan pembebasan lahan yang juga akan dimulai di beberapa lokasi antara lain jalan horisontal poros tengah Jatiluhur Purwakarta-Jonggol (Cariu)-Simpang Sukamakmur, Jalan poros timur Jonggol Cariu-Simpangmakmur-Sentul-Kota Bunga Cipanas dan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya.
Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan Jabar Bambang Riyanto, untuk memperbaiki infrastruktur permukiman, cakupan pembangunan sanitasi Jabar akan ditambah sebesar 50 persen dari kebutuhan desa rawan sanitasi sebanyak 2.498 desa, serta perbaikan rutilahu sebanyak 15.000 rumah tangga sasaran di kelurahan.
Sedangkan untuk perbaikan kualitas lingkungan hidup, kata dia, akan dimulai pembangunan TPPAS regional Legoknangka dan Nambo, penanganan Citarum Bestari mencapai 60 kilometer, pembangunan instalasi pemantau real time kualitas udara 27 Kabupaten/Kota dan kualitas air pada lima sungai utama, yaitu Ciliwung, Citarum, Cimanuk, Citanduy dan Cilaki.
“Serta rehabilitasi lahan kritis di DAS utama Ciliwung, Citarum. Cimanuk dan Citanduy,” katanya.