REPUBLIKA.CO.ID, LIMA PULUH KOTA—Imunisasi telah diakui sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif dan hemat biaya. Ini ditegaskan DirjenPengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kementerian Kesehatan dr. H. Mohamad Subuh, MPPM dalam pertemuan advokasi dan sosialisasi Pentingnya Imunisasi Bagi Masa Depan Generasi Muda di Kantor Bupati Lima Puluh Kota, Rabu (8/4).
Kegiatan ini merupakan Rangkaian Acara Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang diselenggarakan serentak di seluruh dunia pada 24-30 April 2015. Tema globalnya yaitu ‘Close The Immunization Gap’. Serta dengan tema nasional ‘Bersama Wujudkan Cakupan Imunisasi yang Tinggi dan Merata.'
Dikatakan Subuh, pertemuan ini penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak. Serta mewujudkan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata. "Sehingga dapat memberikan perlindungan optimal pada anak-anak kitadari penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi," katanya.
Lebih lanjut diungkapkan Subuh, imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling efektif dan hemat biaya.
"Kegiatan ini telah berhasil mencegah kematian sekitar 2 sampai 3 juta setiap tahun dan mencegah anak-anak dari penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, polio,campak, pneumonia, meningitis, dan haemophilus influenzae type b," katanya.
Namun menurutnya saat ini Indonesiadihadapkan pada tantangan, karenaada satu dari lima anak yang kehilangan kesempatan mendapatkan imunisasi. "Akibatnya, pada tahun 2013 ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap dan sebesar 9,5 juta di antaranya ada di wilayah Asia Tenggara -- termasuk di dalamnya anak-anak Indonesia," katanya.
Keberhasilan pelaksanaan program Imunisasi menurut Subuh hanya dapat dicapai jika mendapat dukungan dari segenap lapisan masyarakat.Diperlukan keterlibatan semua sektor bagi suksesnya imunisasi.
"Baik Sektor Pemerintah, Masyarakat maupun Sektor Swasta -- termasuk Bapak/Ibu Para Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat se-Provinsi Sumatera Barat yang hadir dalam acara ini," katanya.
"Dukungan dan peran aktif Bapak/Ibu Para Tokoh Ulama dan Tokoh Masyarakat yang diharapkan adalah memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat untuk menyikapi isu-isu atau desas-desus yang tidak benar tentang imunisasi," kata Subuh menambahkan.
Pertemuan tersebut juga menghadirkan sejumlah pembicara lainnya. Yaitu Dr. Pimprim Yanuarso Sp.A (K) dari IDAI Pusat, Dr. Iskandar Syarief, Sp.A dari IDAI Provinsi serta Buya Gusrizal Lc dari MUI Sumatera Barat.