Selasa 07 Apr 2015 16:32 WIB

Ahok Sebut Bir tak Bahaya, Genam: Susah Punya Pemimpin Paling Benar

Rep: C23/ Red: Bayu Hermawan
Fahira Idris
Foto: ist
Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gerakan Nasional Anti Minuman Keras (Miras), Fahira Idris memprotes pernyataan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang mengatakan meminum bir tidak akan membuat penikmatnya mati.

"Susah punya pemimpin yang merasa paling benar dan anti kritik. Miras itu daftar negatif investasi karena terbukti merusak," tulisnya dalam akun twitter pribadinya, Selasa (7/4).

Dalam cuitnya tersebut, Idris juga memaparkan dampak laten dari konsumsi bir. Ia menjelaskan bir mengandung banyak karbondioksida yang cepat masuk ke dalam darah dan dapat mengganggu kerja jantung. Selain itu, tambah dia di akun twitternya, resiko lain yang dilahirkan bir adalah kanker usus besar dan rusaknya sel otak pada remaja.

"Yang paling bahaya dari bir, adalah efek ketergantungan yang membuat kecanduan. Kalau sudah kecanduan pasti mengalami gangguan psikologis yang berat sampai anosognosia atau lepas kontrol," jelasnya.

Anggota DPD itu menegaskan, apa yang disampaikannya adalah merupakan fakta ilmiah. " Ini Fakta Ilmiah dan Berdasarkan Riset! Bukan asbun (asal bunyi) seperti yg dikatakan Gubernur @basuki_bpt," cuit Idris memprotes Ahok.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap mendukung keberadaan perusahaan bir, PT Delta Djakarta dengan cara tak mencabut saham Pemprov di perusahaan tersebut.

Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga mengatakan tak semua masyarakat Jakarta menolak keberadaan minuman bir. Ia pun tidak menginginkan perusahaan tersebut berhenti berproduksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement