REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengaku selalu memegang teguh prinsip ketulusan setiap menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Begitupula saat menjalankan amanah sebagai salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, organisasi Islam yang berumur lebih 100 tahun dan sebagai Pimpinan Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah yang juga sudah memasuki usia 100 tahun di 2015 ini.
"Saya itu prinsipnya ketulusan, pengabdian. Jangan pernah mencari jabatan, tetapi kalau diberi amanah jalankan dengan sebaik-baiknya dengan setulus-tulusnya," ujar suami Ketua Pimpinan Pusat Asiyiyah Siti Noordjanah Djohantini ini.
Sejak kecil Haedar memang aktif di organisasi Muhammadiyah. Tahun 1977 saat duduk di bangku SMA, Haedar sudah aktif fi organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Bandung, Jawa Barat. Bahkan sejak masuk kuliah di STPMD, Haedar tetap aktif di IPM DIY dan berlanjut di Pemuda Muhammadiyah.
Alumnus program doktor UGM ini mengaku, prinsip ketulusan tersebut justru diperolehnya dari didikan Muhammadiyah. Organisasi yang membesarkannya itu telah membentuk orang yang aktif didalamnya menjadi pribadi yang tulus dan mengabdi.
"Muhammadiyah itu dari ranting, cabang hingga pusat. Tradisi yang dikembangkannya sangat kuat dan terkontruksi, jangan mencari jabatan," katanya.
Prinsip inilah yang menurutnya tetap dipegang oleh semua pimpinan Muhammadiyah termasuk dirinya. Begitupula ketika Muhammadiyah akan menggelar Muktamar pada Agustus 2015 mendatang. Haedar bersama beberapa pimpinan Muhammadiyah lain dicalonkan menjadi ketua PP Muhammadiyah lagi.
"Di Muhammadiyah itu keputusan diambil secara kolektif bukan perorangan," katanya