Ahad 05 Apr 2015 15:40 WIB

Anak Ditinggal Ortu Jadi TKI, Bisa Picu Perilaku Begal

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Polisi menangkap pelaku begal motor (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Polisi menangkap pelaku begal motor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Aksi begal di jalan raya Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, kian meresahkan. Banyaknya anak di daerah itu yang ditinggalkan orang tuanya (ortu) bekerja ke luar negeri, dinilai menjadi salah satu akar penyebab munculnya perilaku begal.

Hal itu diungkapkan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Indramayu, Azun Mauzun. Dia mengatakan, anak yang ditinggalkan ortu, terutama ibunya, bekerja ke luar negeri, menjadi kurang perhatian dan pengawasan.

"Mereka akhirnya mudah terbawa pergaulan yang kurang baik hingga mengarah ke perilaku begal,'' kata Azun kepada Republika, Sabtu (4/4).

Tak hanya itu, wakil rakyat yang berasal dari dapil Kecamatan Krangkeng tersebut menilai, gaya hidup yang tinggi juga menjadi akar permasalahan lain yang memicu perilaku begal di daerah tersebut.

Apalagi, di sisi lain, lapangan pekerjaan sangat sempit sehingga seseorang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan akan gaya hidupnya itu.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Azun menyatakan, diperlukan langkah secara komprehensif. Menurutnya, harus ada persepsi yang sama antara ulama, umaro (pemimpin) dan pihak kepolisian.

"Masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu pihak," terang politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Azun berharap, polisi dapat bertindak tegas terhadap para pelaku begal. Dengan data-data mengenai identitas pelaku yang sudah diketahui, maka petugas harus segera menangkap pelaku.

"Harus ada tindakan tegas, segera tangkap pelaku sebelum jatuh korban lebih banyak lagi," kata Azun.

Seperti diketahui, jalan raya Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu selama ini dikenal sebagai daerah yang rawan begal. Bahkan, para pelaku begal kini semakin nekat dan tak pandang bulu dalam memilih korbannya.

Seperti yang terjadi pada Kamis (2/4) pagi. Dua orang anggota Brigade mobil (Brimob) Detacemen C Cirebon menjadi korban pembegalan di jalan raya Kecamatan Krangkeng. Padahal, kedua petugas yang mengendarai dua sepeda motor berlainan itu mengenakan seragam lengkap.

Berdasarkan informasi, aksi pencurian dan kekerasan (curas) itu bermula ketika dua anggota Brimob itu hendak pulang ke rumah masing-masing usai berdinas. Mereka datang dari arah Cirebon menuju Indramayu.

Saat keduanya sedang melintasi jalan raya Krangkeng, Kabupaten Indramayu, tiba-tiba komplotan begal yang berjumlah lebih dari enam orang langsung menghadang laju dua sepeda motor anggota Brimob.

Dengan mengacungkan senjata tajam, komplotan begal memaksa kedua korban untuk menepi dan berhenti. Para pelaku pun secara paksa meminta sepeda motor yang dikendarai kedua korban.

Mendapatkan ancaman tersebut, kedua anggota Brimob itu berusaha mempertahankan sepeda motor milik mereka. Namun, diduga karena kalah jumlah, kedua korban harus merelakan kendaraannya diambil paksa para pelaku yang langsung kabur dengan berpencar ke berbagai arah yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement