Ahad 05 Apr 2015 02:50 WIB

Muslim Kota Padang Lakukan Shalat Gerhana

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Angga Indrawan
Shalat gerhana (ilustrasi)
Foto: salmanitb.com
Shalat gerhana (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejumlah umat Islam di Kota Padang melakukan seruan Kementerian Negara (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam menunaikan shalat sunnah gerhana (shalat khusuf) secara berjamaah.

"Pengumuman menjelang Magrib saja, dari mic Masjid ini sehingga cukup banyak jamaah menghampiri masjid, soalnya (shalatnya) dekat dengn shalat Magrib dan Isya," kata Sekretaris Umum pengurus Masjid Baitul Mukminin, Syamsuar Syam Dt Gampo Alam yang bertempat di Bariang Indah-Cubadak Ampo, Kelurahan Anduring, Kecamatan Kuranji Padang, Sabtu (4/3).

Dikatakannya, makna melakukan shalat gerhana adalah memaknai keagunan dan kemahakuasaan Allah SWT. "Nabi berpesan, tidak boleh ada kaitkan (gerhana bulan total) dengan kehidupan, nanti bisa sirik," ujar Syamsuar.

Ia menjelaskan, shalat gerhana dilakukan empat kali ruku dan empat kali sujud dalam dua raka’at. Shalat tersebut dilakukan bertepatan dengan terjadinya gerhana bulan. Shalat gerhana bisa dilakukan di dalam masjid dan di ruangan terbuka.

"Nabi menganjurkan (membaca surat) yang panjang-panjang. Dengan pelaksanaan (shalat gerhana) ini, kian menambah kedekatan diri kita terhadap Allah SWT," tambah dia.

Sementara itu, Ketua Umum pengurus Masjid Baitul Mukminin, Rusydi Ramli menjelaskan, nabi mensunnahkan umatnya untuk melakukan ibadah shalat saat gerhana terjadi serta membaca surat-surat yang panjang.

"Jadi (maknanya), pas gerhana (terjadi), orang tidak lihat gerhana, orang beribadah. (Karena) teorinya begini, gerhana membahayakan mata," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement