REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR--Seorang anggota Provost Polsek Manggala, Makassar, Bigadir Polisi, Arifin (40), diduga mengalami stres hingga melakukan bunuh diri dengan menembak kepala sendiri dengan menggunakan senjata miliknya di Polsek setempat, Kamis.
Sejumlah saksi mata melaporkan almarhum setelah mengikuti apel pagi masuk ke ruang provost, kemudian mengunci pintu, lalu selang beberapa saat pun terdenggar suara letusan dari dalam ruang tersebut sekitar pukul 07.50 WITA.
"Kami mendengar adanya bunyi letusan senjata api, kemudian mencari suara tersebut yang berada di ruangan almarhum, pintu terpaksa dibuka paksa dan korban ditemukan sudah tidak bernyawa," kata Kanit Provost Polsek Manggala Aiptu Salam.
Ia mengemukakan kondisi korban saat itu sekitar pukul 10.00 WITA sedang terbaring di kursi dan mengalami luka tembak di kepala sebelah kanan dan pistol tidak jauh dari mayat korban.
"Almarhum langsung kami larikan ke Rumah Sakit Bayangkara untuk dilakukan perawatan. Kami belum tahu apa motif penembakan diri itu," tuturnya.
Kepala Polisi Sektor Manggala Komisaris Polisi Akbar Setiawan saat dikonformasi membenarkan kejadian itu dan tidak mengetahui apa motif membunuh dirinya sendiri.
"Selama saya menjabat almarhum tidak ada kerterlibatan perselisihan dengan rekan-rekannya. Sepanjang pengetahuan saya almarhum itu orangnya penyabar dan pendiam. Saat kejadian itu hanya dirinya di dalam ruangan," katanya.
Saat jasad korban berada di Rumah Sakit Bayangkara Jalan Mappaodang Makassar, Sulawesi Selatan, kakak kandung almarhum, Teni, langsung melihat jenazah korban di ruang disaster victim identification (DVI) dan langsung histeris serta berteriak-teriak.
"Tidak mungkin adikku ini bunuh diri, mungkin dia dibunuh," ucapnya dengan nada tinggi ke arah orang di sekelilingnya.
Namun sejumlah rekan korban dan kerabat berusaha menenangkan dan meminta agar dirinya ikhlas menerima cobaan dari yang maha kuasa.
Istri Arifin, Mark, juga terlihat syok saat mengetahui suaminya meninggal dunia dengan cara nekat menembakkan pistol di kepalanya sendiri.
Bahkan saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara, istri almarhum juga terlihat histeris dan seakan tidak menerima kejadian tersebut.
Sejumlah kerabat dan keluarga sebelumnya menolak korban diautopsi dan akhirnya membawa jenazah dari rumah sakit untuk disemayamkan di rumah duka Perumahan Berlian, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala untuk dimakamkan.