REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemblokiran sejumlah situs Islam yang dilakukan pemerintah dikhawatirkan banyak pihak dapat memicu Islamphobia.
Namun Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan hal itu tak akan terjadi. Ia menjelaskan langkah pemerintah ini bukan untuk menyerang Islam, melainkan membasmi radikalisme.
"Ini kan bukan Islam yang kena blok, ini radikalisme. Wong saya saja pengurus dewan masjid, masa ngawur begitu," ujarnya.
Seperti diketahui, demi mencegah paham radikal berkembang di Indonesia, pemerintah telah memblokir 19 situs Islam yang direkomendasikan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
Meski demikian, langkah pemerintah itu dinilai berlebihan dan sudah mengarah pada pengekangan kebebasan pers. Sebab, dari beberapa situs yang diblokir, ada sejumlah situs yang kontennya tidak mendukung paham radikal.
Oleh karenanya, Cendikiawan muslim yang juga anggota Tim Independen Jimly Asshiddiqie meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan seleksi yang lebih ketat terhadap permintaan pemblokiran sejumlah situs.
Sebab Jimly menilai, Kemenkominfo seakan tidak melakukan penyaringan dan menyikat habis semua situs yang direkomendasikan untuk diblokir.
"Kalau ini dibiarkan bisa mengganggu prinsip-prinsip kebebasan pers," ujarnya di Istana Negara, Rabu (1/4).