REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI mendorong peningkatan konsumsi ikan sebagai sumber protein hewani seiring dengan program pemerintah yang menargetkan pada tahun 2019 konsumsi ikan bisa mencapai 50 kg per kapita per tahun.
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Pada tahun 2014 konsumsi ikan nasional hanya mencapai 38 kg per kapita per tahun. Sementara Malaysia sudah mencapai 70 kg dan Jepang 140 kg per kapita per tahun.
Terkait hal tersebut, Budi Susilo Soepandji selaku Gubernur Lemhannas RI mengatakan potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah, meski demikian konsumsi ikan di masyarakat harus ditingkatkan. “Sumber daya perikanan yang besar ini menjadikan sektor kelautan dan perikanan berpeluang besar dalam memberikan kontribusi di dalam memenuhi total kebutuhan konsumsi protein hewani di Indonesia”, kata Budi di sela-sela sela-sela festival olahan ikan resep nusantara di Lingkungan Lemhannas, Jakarta (1/4).
Menurut Budi, kebutuhan nutrisi dan protein merupakan modal dalam pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan cerdas. Gerakan untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan olahannya perlu terus dilakukan.
Senada dengan Budi, Anggota Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) 49 Widodo Sigit menilai kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan dan olahannya masih sangat rendah. Padahal Ikan merupakan sumber protein hewani yang harganya relatif ekonomis bila dibandingkan dengan daging.
“Manfaat ikan sangat baik untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia selain dari daging. Selain itu ikan juga baik untuk kecerdasan,” ungkap Widodo.
Pihaknya berharap agar konsumsi ikan di Indonesia bisa meningkat dari tahun ke tahun sebanding dengan besarnya potensi perikanan dan kelautan Indonesia. “Kita ingin bukan hanya produksi perikanannya saja yang cukup tinggi, tapi konsumsi ikan masyarakat Indonesia pun meningkat” kata Widodo.