REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Tim khusus dari Polda Maluku telah diturunkan ke Morekau, Kabupaten Seram Bagian Barat guna mengusut aksi penyerangan dan penganiayaan yang dilakukan sejumlah anggota Brimob Kompi C Detasemen II Brimob Seram Barat terhadap warga setempat.
"Tim telah diberangkatkan ke tempat kejadian perkara guna melakukan pengusutan terhadap kronologi kejadian yang menyebabkan belasan warga Morekau terluka," kata Kabid Humas Polda Maluku AKBP Hassan Mukadar di Ambon, Kamis (2/4).
Investigasi ini akan dilakukan secara menyeluruh, baik terhadap masyarakat maupun anggota Brimob guna mengetahui apa penyebab terjadinya tindakan penyerangan dan penganiayaan dimaksud.
Menurut Hassan, tim tersebut terdiri dari anggota Provos Brimob maupun Propam Polda Maluku.
"Bila setiap anggota Brimmob yang terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga ini terbukti melakukan kesalahan maka mereka akan diberi sanksi tegas sesuai aturan yang berlaku di institusi Polri," tegas Hassan.
Raja (Kades) Morekau, J. Salenussa mengatakan, insiden penyerangan anggota Brimob terhadap warganya terjadi pada Minggu, (29/3) lalu dan terjadi beberapa kali dari pukul 18.00 WIT hingga pukul 23.00 WIT.
Kejadian ini berawal dari salah satu anggota Brimob bernama Chris Capel mengendarai sepeda motor bolak-balik jalan desa secara ugal-ugalan dan diduga sudah dalam kondisi mabuk sehingga akhirnya ditegur warga karena yang bersangkutan nyaris menabrak anak-anak dan orang tua.
"Awalnya dia ditegur secara baik-baik oleh para pemuda Morekau, namun oknum Brimob ini tidak menghiraukan dan tetap saja melakukan aksinya berulang kali hingga akhirnya dipukuli Adrioano Ely (21) dengan rotan dan mengenai sepeda motor oknum tersebut," ujar Salenussa.
Chris Capel kemudian menghentikan sepeda motornya dan turun memukuli Adriano, kemudian berlari ke rumah rekan anggota Brimob lainnya bernama I Gede Pasek dan pelaku kembali hendak memukul seorang warga lainnya bernama Peis Nuruwe (31).
Pelaku kemudian memacu sepeda motornya menuju Markas Brimob Detasemen II Seram Barat.
"Ironisnya, sekitar pukul 20.00 WIT warga Morukau yang sedang merayakan hari besar keagamaan dibuat panik dan lari berhamburan karena mendengarkan suara rentetan tembakan yang dilepaskan delapan anggota Brimob berpakaian preman," katanya.
Selain melepaskan tembakan, anggota Brimob yang dipimpin I Gede Pasek ini juga melakukan aksi pemukulan dengan popor senjata laras panjang terhadap para pemuda Morekau dan memaki warga lainnya.
Insiden ini membuat warga mendatangi rumah I Gede Pasek untuk meminta pertanggungjawabannya, karena seluruh penyerang sementara berlindung di rumahnya.
Emosi warga yang tidak terbendung memicu adanya aksi pelemparan rumah tersebut.
Pada pukul 21.30 WIT, datanglah aparat Polres SBB yang dipimpin Kabag Ops Polres setempat dan bertemu raja serta saniri negeri maupun tokoh pemuda untuk menengahi persoalan yang terjadi.
Pertemuan ini berlangsung di lapangan Morukau dan masyarakat akhirnya membuka blokade jalan, namun anehnya pada pukul 22.00 WIT sepasukan anggota Brimob yang diangkut satu mobil truk Brimob dan dipimpin Komandan Peleton (Danton) Frangky Pattinasarny langsung menyergap masyarakat dengan tidak mengindahkan anggota Polres yang sedang melakukan mediasi.
"Mereka melakukan aksi pemukulan secara membabi-buta terhadap masyarakat dan saniri negeri serta tokoh agama sehingga kami menyatakan menolak seluruh anggota Brimob yang ada di sini," ujarnya.