REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah isu yang mendera Bumi Pertiwi ternyata tidak serta menyurutkan langkah Wisatawan Mancanegara (Wisman) untuk hadir di Indonesia.
Mengutip pernyataan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (1/4), jumlah Wisman yang datang pada Februari 2015 tercatat sebesar 786,7 ribu atau mengalami kenaikan sebesar 11,95 persen dibandingkan pada Februari tahun lalu sebanyak 702,7 ribu kunjungan.
Hal serupa juga meningkat jika dibandingkan pada Januari 2015 (723,0 ribu kunjungan), dimana ada kenaikan jumlah wisman sebesar 8,80 persen pada Februari 2015.
"Persentase kenaikan jumlah wisman tertinggi di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara sebesar 102,74 persen dan terendah di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau, dengan 2,95 persen," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/4).
Ia juga menambahkan, telah terjadi penurunan jumlah wisman tertinggi seperti yang terjadi di Bandara Hasanuddin, Sulawesi Selatan, (37,09 persen), Bandara Adi Sucipto, DIY (33,32 persen), dan Bandara Minangkabau, Sumatera Barat (32,98 persen).
Hal serupa juga terjadi di Batam dimana ada peningkatan sebesar 22,78 persen dibandingkan Februari tahun lalu. Hal ini dikarenakan lokasi Batam yang cukup dekat dengan Malaysia dan Singapura serta mudah dijangkau dengan menggunakan kapal laut.
Sementara penurunan jumlah wisman yang masuk melalui Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Bandara Juanda, dan Bandara Husein Sastranegara, dikarenakan sebab yang berbeda.
Bandara Soekarno Hatta sendiri memang terjadi penurunan pada Februari 2015 dibandingkan Februari 2014 sebesar 5,33 persen. Sedangkan, Bandara Husein Sastranegara, Bandung, juga mengalami hal serupa dengan penurunan sebesar 10,66 persen.
"Penurunan di tiga bandara itu diduga karena adanya pembekuan 12 penerbangan, terutama Bandara Juanda," sambungnya.
Selain itu, sejumlah perbaikan yang dilakukan di dua bandara tersebut kecuali Bandara Juanda menjadi penyebab lainnya. Suryamin juga menilai travel warning yang dikeluarkan pemerintah Australia memiliki andil dalam penurunan jumlah wisman ke Indonesia.
Meski demikian, ia mengaku jumlah kunjungan wisman secara kumulatif (Januari-Februari 2015) yang tercatat sebesar 1,51 juta kunjungan meningkat 3,71 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Meski begitu angka tersebut dipandang sangat kecil jika menilik kunjungan wisman pada 2013 yang meningkat sebesar 12,61.
Dari segi kebangsaan jumlah wisman yang melakukan kunjungan pada Februari 2015, Tionghoa menempati peringkat tertinggi sebesar 18,25 persen, disusul Malaysia (12,43 persen), Singapura (12,39 persen), Australia (10,43 persen), dan Jepang (5,89 persen) dibandingkan yang terjadi pada Ferbruari tahun lalu.