Rabu 01 Apr 2015 22:32 WIB

ZA Ternyata Sering Digunakan dalam Pembuatan Nata de Coco

Rep: C97/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nata de coco
Foto: dailyfoodporn.wordpress.com
Nata de coco

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Amonium Zulfat (ZA) sering digunakan dalam pembuatan Nata de Coco. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Mafilinda Nuraeni, Rabu (1/4). Menurutnya penggunaan unsur ZA diperuntukkan dalam percepatan fermentasi.

"Hingga saat ini, belum ada kajian yang menerangkan mengenai pengaruhnya terhadap kesehatan," tutur Linda di kantor dinasnya, Rabu (4/1). Menurutnya, ZA yang digunakan dalam fermentasi nata bukanlah pupuk Urea. Sebab urea memiliki banyak unsur selain ZA. Namun karena namanya hampir sama, masyarakat sering mengidentikkannya dengan pupuk.

Linda kemudian menjelaskan, setelah matang, Nata de Coco harus dicuci sampai dua atau tiga kali pengulangan. Lalu direbus untuk menghilangkan unsur ZA. Batas penggunaan ZA sendiri adalah tiga sampai lima gram perliter air kelapa.

Dari sisi kebersihan, Linda meyakini bahwa kondisi pabrik sudah higienis. Sebab jika tidak begitu, Nata de Coco tidak akan jadi.

"Apabila residu pada produk akhir tetap ada, atau tidak bisa dihindari, maka residu tersebut tidak boleh menimbulkan gangguan kesehatan, serta tidak mempunyai fungsi teknologi," papar Linda menjelaskan. Ia melanjutkan bahwa ZA sebagai bahan penolong dengan batas maksimal residu memiliki ketentuan tertentu.

ZA yang digunakan harus food grade. Penggunaannya sesedikit mungkin dengan tetap mencapai fungsi teknologi.

"Kalau tidak bersih lingkungannya, nanti yang tumbuh malah bakteri lain," ujar Linda.

Namun begitu, ia menyampaikan bahwa dinasnya belum bisa mengambil sikap dan keputusan. Sebab masalah pelanggaran sendiri masih diselidiki oleh Polsek Sleman.

Sebelumnya Kepolisian Sektor Sleman menggerebek pabrik pembuatan Nata de Coco yang dicurigai menggunakan pupuk ZA (Urea) sebagai bahan baku. Penggerebekan ini dilatarbelakangi oleh laporan warga.

Namun begitu, pemilik pabrik, Danang Ari Prasetya sangat menyayangkan penutupan usahanya itu. Ia mengklaim pabriknya sudah mengantongi sertifikat hasil uji Laboratorium dari Institut Pertanian Bogo (IPB), sejak 2013. Bahkan ia menyampaikan bahwa penggunaan ZA sudah sesuai dengan aturan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement