Rabu 01 Apr 2015 13:56 WIB

Polisi Thailand Investigasi Perbudakan Nelayan di Maluku

Perbudakan (Ilustrasi)
Foto: AFP
Perbudakan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Tim dari kepolisian Thailand melakukan investigasi terkait kabar anak buah kapal (ABK) asal Thailand yang diperlakukan seperti budak di Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Para ABK itu bekerja di PT Pusaka Benjina Resources (PBR).

"Tim dipimpin Wakil Kepala Polisi Thailand Letjen Siridchai Anakeveing menjadwalkan investigasi di Benjina selama tiga hari terhitung 1 April 2015," kata Penjabat Sekda Kepulauan Aru Arens Uniplaitta,  Rabu (1/4).

Menurut dia, Letjen Siridchai telah melaporkan rencana investigasi dan selanjutnya berangkat ke Benjina bersama sejumlah staf.

"Saya barusan menerima kunjungan mereka dan mengantar ke pelabuhan Dobo untuk berangkat ke Benjina," ujar Arens.

Dia menyatakan investigasi itu diperlukan untuk mengetahui pasti kebenaran tudingan tersebut.

"Saya dan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis ke Benjina dan melakukan pengawasan, baik di lokasi perusahaan maupun kapal pada pekan lalu. Ternyata pemberitaan media massa, terutama laporan investigasi wartawan Asssociated Press kurang bisa dipertanggung jawabkan," kata Arens.

Dari kunjungan itu, kata Arens, terlihat adanya ruangan pengamanan khusus untuk karantina oknum nelayan yang mabuk dan berkelahi di kapal.

"Para oknum nelayan itu dikarantina sehingga tidak diperkenankan mengikuti pelayaran kapal penangkap ikan dengan jaminan makanan dan lainnya diatur manajemen PT PBR," katanya.

Ia menyatakan hasil pengawasan di Benjina itu dilaporkan Kepada Gubernur Maluku Said Assagaff untuk diteruskan ke Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Dia menyesalkan pemberitaan media massa yang berlebihan tanpa didasari fakta dan data akurat sehingga merusak citra Indonesia di dunia internasional.

"Kami mendukung keputusan Menteri Susi membentuk tim khusus untuk mengusut dugaan perbudakan tersebut agar bisa mengklarifikasi sesuai fakta maupun data sebenarnya di Benjina," kata Arens.

Sebelumnya, beredar laporan investigasi wartawan Asssociated Press soal perbudakan yang terjadi di atas kapal bernama Pusaka Benjina Resources. Kapal yang diketahui berasal dari Thailand itu menangkap ikan di perairan Timur Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement