Rabu 01 Apr 2015 07:10 WIB

'Generasi Indonesia Muda Terjebak Hidup Glamour'

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Dwi Murdaningsih
 Pembeli berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta, Rabu (28/1).  ( Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pembeli berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan Jakarta, Rabu (28/1). ( Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Derasnya budaya asing yang masuk ke Indonesia mulai mempengaruhi gaya hidup generasi muda. Melihat kondisi tersebut, kearifan lokal perlu dihidupkan kembali sebagai tameng dari terpaan budaya luar.

Menurut Pakar Pendidikan Sejarah dari UPI, Dadang Supardan mengatakan generasi muda saat ini tidak kuat menghindari pengaruh budaya asing. Karena itu, mereka perlu diubah cara berpikirnya agar tidak tergoda budaya asing yang kerap menunjukan sisi glamour.

"Generasi mudah mudah terombang ambing, mereka juga mudah terbawa budaya asing," ujar Dadang kepada wartawan di Gedung Sate, Senin petang (30/3).

Dadang menjelaskan, sangat sulit mencegah budaya asing masuk ke Indonesia di era globalisasi. Terlebih, budaya dari luar sangat untuk masuk salah satunya melalui media social (medsos). Pengaruh budaya melalui medsos diserap tanpa sadar oleh generasi muda yang terbilang melek Teknologi Informasi. Terpaan budaya asing dirasakan semakin kuat karena generasi muda tidak punya kekokohan budaya lokal.

Menurut Dadang, generasi muda yang terkena pengaruh budaya asing akan terjerumus dalam sikap hedonisme.Dadang menilai generasi muda perlu mencontoh Jepang dan Korea. Kedua negara maju tersebut menjadi pusat pengembangan teknologi namun tetap memegang teguh kearifan lokal.

Penerapan kearifan lokal bukan berarti berperilaku seperti masyarakat tradisional. Banyak nilai-nilai di masa lalu yang bisa diadaptasikan pada masa kini. Dadang meminta peran pemerintah, orang tua dan pendidik untuk mengajarkan kearifan lokal kepada generasi muda dalam kehidupan sehari-hari.

"Masyarakat harus peduli, ini merupakan tanggungjawab kita bersama untuk melindungi generasi muda," katanya.

Sementara itu, Kepala Pemberdayaan Masyarakat Biro Pengembangan Sosial Setda Provinsi Jabar, MA Welid mengatakan pihaknya sangat konsen menerapkan nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda melalui beragam kegiatan.

"Kami lakukan bina kemasyarakat. Salah satunya dengan memperkuat jiwa nasionalisme supaya tidak tergerus budaya asing," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement