Selasa 31 Mar 2015 22:33 WIB

Karyawan KS Tuntut Menteri BUMN Rombak Total Direksi

Rep: C81/ Red: Ani Nursalikah
Krakatau Steel
Foto: ligagame.com
Krakatau Steel

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Para pekerja yang tergabung dalam Serikat Kerja Krakatau Steel (SKKS) menuntut perombakan total pada direksi. Menurut mereka, direksi yang memimpin perusahaan baja plat merah saat ini tidak becus karena perusahaan selalu merugi.  

Tuntutan ini dilotarkan para karyawan menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Krakatau Steel (KS) dan agenda perombakan direksi BUMN yang akan dilakukan Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Pemerintah yang akan merombak perusahaan ini, kita berharap banyak. Karena perusahaan ini sudah tiga tahun berturut-turut merugi. Masa nggak ada perubahan. Komisaris kita juga berharap orang yang bagus, yang memiliki fungsi pengawasan yang ketat. Dan harus tahu fokus bisnis Krakatau Steel," kata Ketua Umum SKKS Abdul Rasyid, saat ditemui di ruangannya, Selasa (31/3).

Mereka berharap RUPS yang akan dilaksanakan pada 2 April mendatang menjadi titik balik perekrutan orang profesional yang bisa memajukan perusahaan dan mensejahterakan karyawan.

 

Rasyid mencontohkan sewaktu KS dipimpin oleh Sutrisno, yang notebene merupakan orang luar perusahaan, perusahaan baja tersebut mengalami kemajuan yang sangat pesat.

"Orang dalam (perusahaan) itu kurang memajukan perusahaan, seperti Fazwar Bujang dan Irfan Kamal, malah utang terus bertambah. Per September saja Rp 13 triliun. Kalau rugi terus, gimana menghidupi perusahaan," katanya.

Pria berkacamata ini menjelaskan karyawan Krakatau Steel dibawah naungan SKKS telah berkali-kali menemui Dahlan Iskan untuk mengadukan nasibnya, namun tak pernah di gubris.

"Kita sudah berteriak-teriak di 2013, zaman Dahlan Iskan. Tapi malah di tambah komisaris. Kita punya pengalaman sewaktu ada dirut dari luar, perusahaan malah maju dan mensejahterakan perusahaan. Kita sudah capai dengan sistem manajemen seperti ini," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement