Selasa 31 Mar 2015 16:48 WIB

Polri Kirim Tim Evakuasi ke Yaman

Ribuan warga Yaman mendemo milisi Houthi.
Foto: Reuters
Ribuan warga Yaman mendemo milisi Houthi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri akan memberangkatkan satgas evakuasi pada Rabu (1/4) ke Yaman untuk membantu proses evakuasi Warga Negara Indonesia. Hingga hari ini pemerintah Indonesia masih terus memantau kondisi ribuan WNI di negara yang tengah berkonflik tersebut.

"Insya Allah besok tim akan diberangkatkan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Agus Rianto, di Mabes Polri, Selasa (31/3).

Satgas evakuasi, kata dia, terdiri lima polisi pria dan dua polwan. Satgas ini merupakan personel gabungan dari beberapa fungsi di Mabes Polri seperti Divhubinter, Baharkam Polri, Badan Intelijen dan Keamanan, Lemdikpol serta Tim Kedokteran Kepolisian.

"Mereka bertugas di sana minimal 14 hari dan akan disesuaikan dengan perkembangan situasi di Yaman," katanya.

Ketujuh polisi ini akan dibagi dalam dua wilayah penugasan yakni Sana'a (Yaman) dan Salalah (Oman). Nantinya, personel kepolisian itu akan membantu proses pengamanan dan pemulangan ribuan WNI.

"Mungkin untuk tahap pertama, para WNI akan ditampung di sejumlah kedutaan besar yang ada di sana," katanya.

Selanjutnya, kata Agus, Polri akan berkoordinasi dengan Kemlu dan Interpol terkait proses pemulangan WNI tersebut.

Satgas ini merupakan implementasi perintah Wakapolri Komjen Badrodin Haiti dalam merespon kebijakan pemerintah untuk segera melakukan tindakan kemanusiaan di luar negeri. Satgas tersebut akan bergabung dengan Tim Percepatan Evakuasi WNI dari Yaman yang dibentuk oleh Kementerian Luar Negeri.

Hingga 26 Maret 2015, Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi 148 WNI dari Yaman. Pemerintah Indonesia terus berupaya memproses evakuasi WNI kembali ke dalam kondisi aman mengingat pertikaian yang terjadi di Yaman antara milisi Houthi dan prajurit Presiden Mansour Al Hadi yang didukung negara-negara Arab kian berkobar.

Sampai sekarang ada sekitar 4.159 WNI di Yaman, yang terdiri dari 2.626 mahasiswa, 1.488 pekerja profesional yang bekerja untuk perusahaan gas dan minyak, serta 45 orang staf KBRI di Sana'a beserta keluarganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement