REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) menyatakan isu ISIS di indonesia penuh dengan rekayasa. Dia menyatakan banyak fakta di lapangan menunjukkan keganjilan yang ada.
Ketua DDII, Ustaz Syuhada Bahri menyatakan beberapa keanehan tampak langsung menimpa dirinya. Saat itu, kata dia, masjid Muhajirin yang terletak di depan rumahnya dituduh sebagai tempat deklarasi ISIS.
"Dibilangnya tanggal 3 Agustus 2014 lalu ada deklarasi ISIS di situ. Sampai wartawan dari Belanda datang untuk meliput,” ujar dia, Selasa (31/3).
Syuhada menganalisis kalau isu ISIS ini tujuannya untuk mendiskreditkan citra umat Islam di Indonesia. Soalnya dengan merebak isu ini di Indonesia, publik akan semakin antipati dengan Islam. "Ujung-ujungnya Islam di Indonesia seamkin terpinggirkan," kata dia.
Isu ISIS menjadi hangat di Indonesia setelah adanya upaya 16 orang WNI Indonesia hendak berangkat ke Suriah. Ke 16 orang ini masuk melalui perbatasan Turki dan Suriah. Selain itu baru baru ini juga terjadi penangkapan orang diduga terlibat ISIS di berbagai tempat di Indonesia.
Mereka yang ditangkap antara lain Koswara dan Furqon di Tambun, Bekasi, serta Amin Mude di Perumahan Legenda Wisata, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Sedangkan Aprimul Hendri ditangkap di Petukangan, Jakarta Selatan, dan Tuah Febriwansyah bin Arif Hasruddin alias Fahri di Pamulang, Tangerang Selatan.