REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aturan mengenai seorang pilot melakukan pengecekan tensi darah sebelum terbang sudah masuk ke dalam standar operasional prosedur (SOP) pilot sebelum penerbangan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) JA Barata. Menurutnya, upaya ini juga berguna untuk mencegah kejadian tidak terduga misalnya sakit mendadak seperti yang dialami pilot Citilink saat menerbangkan pesawatnya kemarin. Namun, bila aturan tersebut dijalankan atau tidak kembali kepada maskapai penerbangan masing-masing.
"Sebenarnya sudah ada arahan dari pak menteri untuk cek tensi darah dan sebagainya. Nah tinggal masing-masing menjalankan atau tidak," katanya kepada Republika, Selasa (31/3).
Ia juga mengatakan Kemenhub mewajibkan tes kesehatan secara rutin setiap enam bulan sekali. Sedangkan untuk cek sebelum penerbangan pun sudah diminta kepada setiap maskapai untuk melakukan itu.
"Melihat kejadian yang dialami Citilink ini, kemungkinan SOP ini tidak dijalankan sesuai prosedur terbuka besar. Atau bisa saja kejadian tersebut terjadi secara tidak terduga. Karena kesehatan tidak bisa dijamin selalu prima," katanya menambahkan.
Agar kejadian ini tidak kembali terjadi pada maskapai lainnya, dirinya menyarankan agar peraturan tersebut ditaati. Sebab jika tidak, kerugian besar akan ditanggung mereka sendiri.
Senin (30/3) kemarin dikabarkan pilot Citilink Kapten Eddy Soeroso tiba-tiba merasa pusing dan lemas saat menerbangkan pesawat tujuan Bandara Kualanamu Medan. Mereka berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Kopilot Kapten Lutfi langsung mengambil alih dan kembali ke Halim. Kejadian ini tentu menggegerkan karena membahayakan penumpang di dalamnya.