Selasa 31 Mar 2015 10:52 WIB

Kenaikan Harga BBM Sulitkan Pengusaha Angkutan

Rep: C10/ Red: Ilham
Angkot
Foto: Republika
Angkot

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah menetapkan harga baru bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (28/3). Harga BBM yang terus berubah-ubah dianggap menyulitkan pengusaha transportasi umum karena efek domino yang diakibatkan.

Sekertaris Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Asep Sutarman mengatakan, kenaikan BBM tentu saja mempengaruhi biaya operasional. Karenannya, Organda di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya menginginkan ada penyesuaian tarif.

Ketua Dewan Penasehat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Barat, Aldo F Wiyana mengatakan, kebijakan pemerintah pusat tidak memikirkan efek domino dari kenaikan BBM. Menurutnya, ketika harga BBM naik, tentu akan ada penyesuian. Penyesuaian ditingkat Provinsi, Kota dan Kabupaten tentu membutuhkan waktu. 

"Perekonomian di daerah akan terasa perubahannya, contohnya harga logistik sekarang sudah tinggi," kata Aldo kepada Republika, Selasa (31/3).

Terpuruknya mata uang Rupiah, akan mengakibatkan harga sparepart semakin mahal. Hal tersebut terjadi karena banyak kebijakan pemerintah yang mengakibatkan beberapa sektor industri lesu. Ia menegaskan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini sudah mengutamakan keuntungan, bukan lagi pelayanan publik. 

Aldo menjelaskan, dalam hal ini Pemerintah tidak memiliki sarana untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang kenaikan tarif. Infrastruktur yang kurang memadai juga cukup memperburuk keadaan. Seperti masih banyaknya jalan yang sangat buruk. Ditambah permasalahan banjir yang semakin memperburuk keadaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement