Selasa 31 Mar 2015 07:46 WIB

Tarif Angkutan Naik, Ahok Ingin Semua Gabung dengan PT Transjakarta

Rep: C11/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur DKI Jakarta Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berencana untuk menggabungkan bus dan angkutan kota di bawah naungan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Pria yang akrab disapa Ahok itu menyampaikan gagasan itu, karena kenaikan BBM yang kian melambung, dan membuat tarif angkutan umum terus ikut naik.

"Semua angkot DKI lebih baik berada di bawah Transjakarta, mereka dibayar rupiah per kilometer sehingga subsidi kita jelas," kata pria yang akrab disapa Ahok.

PT Transjakarta sendiri memang menaungi sejumlah operator bus yang dibayar per kilometer. Dengan begitu Ahok menginginkan semua angkutan bisa bergabung hingga bisa terorganisir dengan jelas.

"Orang yang mau naik kendaraan umum kalau cuma naik angkot bisa naik, terus turun lagi, kemudian naik angkot lagi, kan warga rugi. Jadi lebih baik Pemerintah yang tanggung," katanya.

Adapun PT Transjakarta, tahun ini mendapat anggaran Public Service Operation (PSO) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI senilai Rp 1,3 triliun. Jika angkutan akan bergabung, Ahok mengatakan akan menaikan PSO hingga dua kali lipat.

"PSO kan Rp 1,3 T nih, kalau pengen semua nanti bisa dua kali lipatnya, daripada kita subsidi minyak kan. Kami ingin semua bergabung dengan sistem kami. Nanti, kalau angkutan yang gak mau gabung nanti mereka yang akan bangkrut sendiri," jelasnya.

Ahok menginginkan warga DKI sendiri naik angkutan dari Transjakarta dengan harga Rp 3500. Dengan pembayaran di muka tersebut, penumpang bisa bebas menaiki bus atau angkutan apa pun sesuai dengan tujuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement