REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kenaikan harga bahan bakar minyak di Bali, belum berpengaruh terhadap tarif angkutan umum di Bali. Ketua Organda Bali, Edi Dharma mengatakan, pihaknya belum berencana melakukan evaluasi. "Kayaknya masih harga lama," kata Edi di Denpasar, Senin (30/3).
Hal itu dikemukakan Edi menjawab pertanyaan terkait kenaikan harga BBM mulai Sabtu (28/3) lalu. Dikatakannya, kenaikan harga BBM memang mengurangi margin pengusaha angkutan umum, namun masih ada keuntungan juga.
Dikatakan Edi, tarif angkutan umum di Bali sekarang ini sudah memperhitungkan kemungkinan terjadinya kenaikan harga BBM. Saat kenaikan harga BBM lalu, tarif angkutan umum di Bali sudah naik 15 persen, sedangkan saat terjadinya penurunan hargaBBM, ongkos angkutan umum tidak turun.
"Jadi memang masih bisa bertahan, kendati keuntungannya semakin kecil," kata Edi.
Sampai saat ini sebut Edi, memag belum ada keluhan dari para sopir taksi atau sopir angkot dan sopir angkutan umum lainnya, sehingga masih dinilai dalam konisi wajar. Tapi nanti kalau ada keluhan dan dampaknya mulai memberatkan, tarif angkiutan akan dievaluasi lagi. "Tapi sekarang masih belum ada masalah di lapangan," katanya.