REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam dua aliansi, yakni Partai Rakyat Demokratik dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, Senin (30/3), berunjuk rasa di kantor DPRD setempat terkait lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM).
Puluhan mahasiswa asal Mataram itu menyampaikan beberapa tuntutan mengenai permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat saat ini, terutama kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Yayan, orator dari LMND, menyampaikan keluhan mahasiswa dan masyarakat terkait kebijakan pemerintah yang kembali menaikkan harga jual BBM.
"Belum lama ini, rakyat kembali dipusingkan dengan kenaikan harga BBM yang berimbas kepada tingkat perekonomian negara," katanya.
Dikatakannya bahwa kebijakan pemerintah yang diumumkan melalui media pekan lalu, mengenai kenaikan harga BBM, merupakan pukulan keras bagi rakyat, terutama masyarakat ekonomi lemah. Melalui kesempatan itu, Yayan dalam orasinya mendorong pemerintah daerah untuk mendesak pusat menyetabilkan harga BBM di pasaran.
"Pola kenaikan harga BBM saat ini sangat mengganggu harga bahan pokok di pasaran, kebijakan semacam ini sangat kontra dengan tujuan peningkatan ekonomi masyarakat lemah," ucapnya.
Sementara itu, Lubis dari PRD menyinggung masalah di NTB mengenai krisis listrik. Dalam orasinya, Lubis menginginkan pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan mengenai permasalahan tersebut, karena hal itu dirasa sangat mengganggu sebagian besar aktivitas masyarakat NTB.
"Pemerintah harus tegas dan cepat mengambil tindakan, krisis listrik di NTB tidak bisa lagi dibiarkan, karena sudah berlaru-larut dan sangat merugikan masyarakat," ucapnya.
Selain itu, ia juga menginginkan pemerintah daerah untuk mendesak manajemen PT Newmont Nusa Tenggara segera membangun "smelter" atau pabrik pemurnian konsentrat. "Permasalahan tidak hanya mencari solusinya, tapi harus ada bentuk gerakan yang jelas dan ada bentuk perubahan. Itu adalah tugas dan kewajiban pemerintah," katanya.
Setelah satu jam menyampaikan orasinya di depan kantor DPRD NTB, tidak ada anggota dewan yang menerima dan memberi tanggapan orasi mahasiswa tersebut.