REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak menjamin stok bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di stasiun bahan bakar umum di daerah itu, relatif cukup pascakenaikan harga mulai Sabtu (28/3), pukul 00.00 WIB.
"Kami melihat semua pengendara motor terpenuhi kebutuhan BBM jenis premium, solar, dan pertamax," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Orok Sukmana di Lebak, Ahad (29/3).
Berdasarkan pantauan, aktivitas di sejumlah stasiun bahan bakar umum (SPBU) di Rangkasbitung, tampak lancar dan tidak terjadi antrean kendaraan setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi itu.
Pasokan BBM bersubsidi dari Depo Pertamina Tanjung Gerem Merak ke SPBU berjalan lancar dan tidak ada hambatan.
Seluruh SPBU yang ada di Kabupaten Lebak hingga kini tetap melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan BBM bersubsidi.
"Saya yakin kebutuhan BBM mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan," katanya.
Menurut dia, selama ini masyarakat sudah biasa naiknya harga BBM karena sepanjang 2015 sudah tiga kali mengalami kenaikan.
Kenaikan harga BBM ini, tidak akan berdampak terhadap melonjaknya harga-harga bahan pokok dan jasa lainnya.
Saat ini, harga premium dijual di SPBU sebesar Rp7.400 atau naik Rp500 dari sebelumnya Rp6/900/liter.
"Kami mengimbau pedagang tidak menaikkan harga kebutuhan bahan pokok,terkait naiknya BBM itu," katanya.
Yohana, seorang petugas pengawas SPBU Ciawi Rangkasbitung mengaku, sejak pemerintah menaikkan harga BBM pada pukul 00.00 WIB hingga kini, aktivitas di tempat itu relatif normal.
Para pemilik kendaraan membeli BBM dan terlayani secara baik karena pasokan mencukupi dan tidak terjadi kelangkaan.
"Pendistribusian BBM rutin sebanyak 24 kiloliter dan aman karena berada di atas kebutuhan normal hariannya. Kami menjamin pasokan BBM melimpah dan tidak terjadi antrean panjang kendaraan," ujarnya.