REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Para pemuda yang bergabung dalam Gerakan Pemuda Peduli Bengkulu akan menggelar "Earth Hour" dengan memadamkan lampu "View Tower", menara pemantau tsunami, yang menjadi salah satu ikon Provinsi Bengkulu pada Sabtu malam.
"Kami memulai acara pukul 20.30 WIB malam ini di bawah 'view tower' yang diikuti seluruh pemuda dan aktivis lingkungan Bengkulu," kata Koordinator Aksi, Roby Adriansyah, di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan kegiatan "Earth Hour" atau dalam bahasa Indonesia disebut 'Jam Bumi' diikuti para pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan yang ada di Kota Bengkulu.
Kegiatan yang digelar untuk menanggulangi perubahan iklim itu akan diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari penyalaan lilin dan pembacaan puisi oleh aktivis lingkungan.
"Kami mengajak seluruh warga Bengkulu untuk memadamkan lampu selama satu jam saja pada malam nanti, sebagai bentuk perhormatan pada Bumi," kata dia.
Manajer PT PLN Bengkulu, Joni, juga mengimbau masyarakat di wilayah Bengkulu untuk memadamkan listrik secara sukarela memperingati "earth hour".
"Kami tidak akan melakukan pemadaman listrik, tapi mengimbau masyarakat agar mematikan listrik selama satu jam," kata dia. Imbauan tersebut, kata Joni, sudah disampaikan kepada masyarakat melalui pesan singkat.
Kampanye "Earth Hour" adalah salah satu kampanye global WWF yang mengajak semua lapisan masyarakat untuk peduli terhadap perubahan iklim akibat aktivitas manusia. Tahun ini merupakan kali ketujuh pelaksanaan "Earth Hour" yang dilakukan secara serentak di dunia dan mengusung tema "Hijaukan Hutan, Birukan Laut".
Indonesia sejak tahun 2009 mulai ikut berpartisipasi dan hingga kini telah ada 29 kota pendukung "Earth Hour" di Indonesia.