Sabtu 28 Mar 2015 09:07 WIB

Pengamat: Anggota ISIS Indonesia Lebih Berani

Rep: c82/ Red: Damanhuri Zuhri
Gerakan ISIS di media sosial
Foto: VOA
Gerakan ISIS di media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan penyebaran paham radikal Negara Islam Irak dan Suriah di Indonesia (ISIS) sebagian besar menggunakan jalur yang lama.

Masyarakat Indonesia yang terlibat ISIS, lanjutnya, kebanyakan masuk ke kelompok-kelompok radikal lama kemudian menyebarkan paham ISIS di sana.

"Kebanyakan mereka memakai jalur yang lama, gerakan-gerakan radikal yang lama seperti JI (Jamaah Islamiyah), JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), jaringan Santoso. Orangnya bisa jadi orang-orang baru tapi masuk dalam jaringan yang lama. Mereka face to face dengan yang sudah ada dalam jaringan lama," kata Chaidar kepada Republika, Jumat (27/3).

Chaidar menilai, perekrutan anggota ISIS di Indonesia lebih cepat dibanding dengan kelompok radikal yang sebelumnya berkembang di Indonesia. Semakin canggih teknologi, lanjutnya, semakin ikut mempermudah dan mempercepat penyebaran paham radikal ISIS.

"Mereka lebih cepat, lebih instan. Seperti misalnya melakukan tilawah, tausyiah dan taklim. Dakhwahnya lewat semacam pengajian-pengajian. Dan mereka lebih sering menggunakan media sosial, internet," jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini, pendukung ISIS di Indonesia meningkat cukup pesat. Mereka pun, lanjut Chaidar, lebih berani untuk menunjukkan diri di hadapan masyarakat.

"Sampai lebih dari dua juta orang sudah jadi pendukungnya. Sebelumnya, sekitar lima ribuan paling banyak pengikut-pengikut gerakan radikal ini. Dua juta dan mereka berani memperlihatkan diri dalam demo-demo di Bundaran HI, dalam pengajian di UIN, di daerah-daerah juga berani karena jumlah mereka cukup banyak dan signifikan," kata Chaidar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement