Sabtu 28 Mar 2015 08:15 WIB

Wantimpres: APBN Sekarang Lebih Sehat Dibanding Sebelumnya

Ketua Wantimpres periode 2015-2019 Sri Adiningsih (kiri).
Foto: Antara
Ketua Wantimpres periode 2015-2019 Sri Adiningsih (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih menilai kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini lebih sehat dibandingkan tahun sebelumnya.

"APBN kita sekarang sebenarnya lebih sehat, diperuntukkan untuk mengatasi masalah-masalah yang kita hadapi, di antaranya pembangunan infrastruktur besar-besaran yang direncanakan sampai 2018," kata Sri di Istana Wakil Presiden Jakarta, Jumat (28/3).

Kebijakan dan kondisi perekonomian Tanah Air saat ini, lanjutnya, memiliki potensi untuk berkembang dengan sumber daya alam yang melimpah. Sehingga, pembangunan ekonomi yang serius sebaiknya dijadikan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hingga 2019.

"Kita berada di Asia dan juga memiliki SDA dan pasar yang besar. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang serius menjadi prioritas Pemerintah terhadap hambatan-hambatan seperti daya saing internasional rendah, infrastruktur yang turun dan perizinan kita tidak baik," lanjut dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemerintah sebaiknya menyadari bahwa melanjutkan program saja tidak cukup untuk memperbaiki kondisi perekonomian bangsa. "Kita harus menentukan perubahan, dan perlu kami apresiasi bahwa Pemerintah telah berani melakukan perubahan," ujarnya.

Pada Jumat sore, para anggota Wantimpres menemui Wapres Jusuf Kalla guna membahas berbagai persoalan. "Kami menghadap Wapres sore ini untuk silaturahim, menjaga hubungan baik, dan juga memang kami perlu berdiskusi untuk menyampaikan pendapat ke Wapres," kata Sri.

Delapan dari anggota Wantimpres yang hadir di Istana Wapres adalah Sri Adiningsih, Hasyim Muzadi, Suharso Monoarfa, Jan Darmadi, Abdul Malik Fadjar, Sidarto Danusubroto, Subagyo Hadi Siswoyo, serta Yusuf Kartanegara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement