REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR – Rekrutmen anggota kelompok radikal ISIS tak bisa lepas dari kondisi sebagian masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Danrem 061/Suryakencana Bogor, Kolonel Inf Fulad, menjelaskan bahwa keterbelakangan, kemiskinan, dan adanya ketidakadilan, menjadikan masyarakat mudah tertarik dengan ISIS.
“masyarakat dari kalangan miskin sangat rentan dengan janji atau dipengaruhi oleh aliran-aliran radikal dengan janji-janji yang menggiurkan,” tutur dia dalam ‘Dialog Interaktif” yang diselenggarakan Aspirasi Merah Putih di RRI bogor, Rabu (25/3) tengah malam. Kalangan masyarakat yang terbelakang, kata dia, mudah untuk diindoktrinasi paham radikal tersebut.
Selanjutnya Fulad menjelaskan bahwa salah satu upaya untuk menanggulangi bahaya teroris atau ISIS adalah pendekatan kesejahteraaan, pendekaatan kemanusiaaan dan pembukaan lapangan kerja. Dia meyakini cara tersebut akan meningkatkan kemakmuran, keadilan, serta sekaligus akan berpengaruh terhadap kuatnya daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikal ISIS.
Seiring dengan itu, dia pun menekankan pentingnya upaya menangkal pengaruh radikal ISIS dengan meningkatkan peran intelijen. “Melalui jaring intelijen dan pendekatan kepada mereka yang pernah bergabung dengan kelompok ISIS akan dapat mengetahui pola perekrutan, strategi yang digunakan dan kegiatan yang dilakukan termasuk dari mana dana mereka,” ujar dia.