REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pendapatan pedagang bakso di daerah Sukabumi menurun drastis menyusul teruangkapya peredaran bakso daging celeng oleh Polres Sukabumi Kota beberapa waktu lalu.
"Di Sukabumi ada ribuan pendagang bakso baik keliling maupun kios, dengan terungkapnya peredaran bakso daging celeng pendapatan pedagang turun 20 sampai 50 persen," kata tokoh Paguyuban Pedagang Bakso Sukabumi, Suparmin di Sukabumi, Kamis.
Pihaknya mengapresiasi langkah polisi dengan mengungkap kasus ini karena merugikan konsumen khususnya umat Islam. Namun karena ulan satu atau dua pedagang nakal tersebut, imbasnya pedagang bakso yang jujur dan berjuang menggunakan bakso murni daging sapi pendapatannya menjadi menurun.
"Tidak menutup kemungkinan ulah oknum pedagang bakso itu disengaja hanya untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah, padahal dampaknya sangat luas baik kepada masyarakat itu sendiri juga kepada para pedagang lainnya," tambahnya.
Ia juga meminta kepada pemerintah setempat untuk turun langsung ke lapangan memeriksa seluruh pedagang bakso untuk memberikan rasa aman bagi para konsumennya. Sehingga ke depannya masyarakat akan kembali percaya terhadap makanan yang bisa dinikmati oleh seluruh kalangan ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi, Ayep Supriatna mengatakan pihaknya sudah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus peredaran bakso daging celeng ini yang juga berkoordinasi dengan Polres Sukabumi Kota, Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Kota Sukabumi.
"Tim khusus ini bertugas memantau atau mengawasi seluruh pedagang bakso agar bebas dari bakso daging celeng," katanya.