Selasa 24 Mar 2015 16:48 WIB
WNI gabung ISIS

WNI Gabung ISIS Jangan Hanya Ditangkap tapi Juga Dibina

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
Personil Densus 88 Antiteror Mabes Polri  mengawal petugas yang membawa barang bukti usai melakukan penggeledahan di kediaman Tuah Febriwansyah   yang diduga terlibat dalam jaringan ISIS di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (22/3).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Personil Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengawal petugas yang membawa barang bukti usai melakukan penggeledahan di kediaman Tuah Febriwansyah yang diduga terlibat dalam jaringan ISIS di Setu, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, mengatakan kasus adanya warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan ISIS adalah kasus yang bisa saja terjadi.

Namun, yang harus menjadi perhatian, bukan masalah menangkap terduga anggota ISIS, tapi juga masalah pembinaannya.

"Seharusnya yang paling penting itu membina, memperbaiki, dan memberi informasi yang benar," jelas Yunahar, saat dihubungi ROL, Selasa (24/3).

Menurutnya, dalam mencegah semakin banyaknya WNI yang bergabung dengan kelompok radikal tersebut, aparat yang berwenang harus lebih waspada dan antisipatif. Gerakan pencegahan harus dimulai saat mulai terlihat gejala masyarakat yang diduga bergabung dengan ISIS.

 

"Segala sesuatu jangan ditunggu besar dulu baru bertindak," ujar dia.

 

Sebelumnya Polres Jakarta Selatan melakukan penggeledahan terhadap Aprimul Hendri alias Mul (AH), yang diduga berperan dalam pembiayaan, perekrutan, dan propaganda kelompok ISIS. Ia tercatat sebagai warga yang beralamat di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguak Parmang, Bukittinggi, Sumatera Barat.

 

AH digeledak di sebuah rumah di Jalan Perdana, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Rumah tersebut diketahui merupakan tempat tinggal AH sejak 19 Januari 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement