REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperluas Museum Asia Afrika disambut positif Kementerian Luar Negeri. Karena, Kemenlu yang selama ini mengelola museum tersebut memiliki keinginan agar Museum KAA berkelas dunia.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo pihaknya mendukung rencana perluasan Museum KAA. Yohanes mengakui, selama ini museum tersebut memiliki ukuran yang kecil.
Padahal, pelaksanaan KAA merupakan agenda besar berkelas dunia. "Museumnya sangat kecil, padahal KAA-nya besar," ujar Yohanes usai bertemu dengan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, di Gedung Sate, Senin petang (23/3).
Namun, menurut Yohanes, Ia belum bisa memastikan kapan perluasan tersebut bisa mulai dilakukan. Saat ini, pihaknya masih menunggu pembahasan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan Gedung Merdeka dan Museum Asia Afrika.
Pembahasan MoU, akan dilakukan bersama-sama antara Kemenlu, Pemprov Jabar, dan MPR RI. "Agar nanti fungsi dan tugas masing-masing pihak bisa lebih jelas lagi, tanpa mengubah status aset," katanya.
Sementara Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar berharap, MoU atau nota kesepahaman tersebut bisa ditandatangani pekan ini. Dengan begitu, penandatanganannya bisa dilakukan sebelum peringatan ke-60 KAA, April mendatang. "MoU ini diharapkan seminggu selesai ditandatangani," katanya.