Ahad 22 Mar 2015 17:50 WIB

Curanmor di Kota Malang Mencapai 1. 7520 Kasus

Rep: C74/ Red: Djibril Muhammad
Curanmor
Foto: Republika/Edi Yusuf
Curanmor

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Kota Malang, ternyata sangat tinggi. Dalam kurun waktu satu tahun yakni pada 2014 lalu, total ada sekitar 1.600 kasus curanmor.

Rata-rata, maka setiap harinya ada tiga sampai lima kasus curanmor yang terjadi. Sedangkan untuk 2015, mulai Januari–Maret ini, tercatat ada 152 kasus curanmor.

"Dengan total kejadian pada 2014 sebanyak 1600 kasus, maka sudah berapa uang masyarakat dirampas pelaku curanmor ini," kata Kapolres Malang Kota, AKBP Singgamata, Ahad (22/3).

Ia menambahkan jika harga setiap motor dianggap rata-rata Rp 5 juta, maka sudah Rp 8 miliar kerugian masyarakat Kota Malang.

Ia mengatakan, dari 1600 kasus curanmor tersebut, terbesar kasus curanmor terjadi di wilayah Kecamatan Lowokwaru. Yakni hampir sekitar 50 persen atau 800 kasus. Sisanya tersebar di empat kecamatan, yaitu Sukun, Blimbing, Kedungkandang serta Kecamatan Klojen.

Dari 800 kasus curanmor di Lowokwaru, kejadian tertinggi berada di Kelurahan Jatimulyo. Lebih dari 100 kasus curanmor di wilayah ini. "Sehingga tidak salah kalau saya menyatakan bahwa wilayah Jatimulyo menempati ranking teratas kasus curanmor," katanya.

Singgamata mengatakan dengan tingginya angka curanmor ironisnya masyarakatnya masih belum sadar bahwa sehari-hari sedang diamati oleh pencuri.

Karenanya untuk menekan angka curanmor di wilayah ini, mantan Kapolres Lumajang selain mengajak perang terhadap pelaku curanmor, ia  juga berpesan tiga hal kepada masyarakat.

Pertama kesadaran harus ditingkatkan, bahwa setiap hari maling motor sedang bergerilya. Kedua kepada ketua RT, untuk segera  menyusun program swakarsa pos ronda dengan warganya.

Nantinya, saat pos ronda akan melibatkan petugas Babhinkamtibmas. Ketiga saat ada sesuatu yang mencurigai, untuk segera dilaporkan kepada Babhinkamtibmas, Polsek setempat atau kepada Polres langsung.

Sementara itu, sampai kemarin polisi masih terus mengembangkan kasus curanmor yang dilakukan Sukarno Cs. Timsus Anti Curanmor, masih memburu komplotan pelaku curanmor lainnya. Karena selain kelompok Sukarno Cs, masih ada beberapa kelompok pelaku lain yang beraksi di Kota Malang.

"Kami masih mengembangkan kasusnya. Karena ada pelaku lain yang kami buru. Untuk dua orang saksi berinisial S dan A yang sebelumnya kami amankan, mereka kami pulangkan karena tidak terbukti. Tetapi keduanya tetap dalam pengawasan kami," katanya.

Untuk TKP pencurian, dikatakan Singgamata, kalau Haryanto, pelaku yang ditembak kaki kanannya masih tutup mulut. Ia sama sekali tidak mengaku dimana TKP pencurian lain yang dilakukan. "Tetapi kami berkeyakinan, kelompok curanmor Gedangan ini, lebih dari dua TKP yang baru diakuinya," paparnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Timsus Anti Curanmor menembak mati satu dari dua pelaku maling motor, di Jalan Danau Sentani, Sawojajar, Kedungkandang, Rabu pagi lalu. Sedangkan satu pelaku lagi, dilumpuhkan dengan timah panas di kaki kanan.

Adalah Sukarno, warga Dusun Sumber Perkul, Desa/Kecamatan Gedangan, yang menemui ajalnya. Ia tewas dengan satu luka tembak di dada. Ia ditembak mati karena menyerang petugas dengan senjata tajam jenis pedang.

Sedangkan satu pelaku lagi yang ditembak di kaki, yaitu Haryanto, 32 tahun, warga Dusun Doko, Desa Sumbersari, Gedangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement