Ahad 22 Mar 2015 14:24 WIB

Pakar IPB: Kemitraan Mulya 52 Bisa Jadi Alat Ukur Swasembada Daging

Peternakan sapi (ilustrasi)
Foto: Antara
Peternakan sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guru Besar Institut Pertanian Bogoro (IPB) Prof Dr Muladno meyakini banyak keuntungan yang diperoleh dalam program Kemitraan Mulya 52 khususnya bagi pemerintah, pemodal, dan peternak. Menurutnya, melalui skema tersebut kinerja pemerintah untuk mensukseskan swasembada daging bisa terukur, terarah dan terjadi peningkatan populasi.

Bagi pemodal, dengan hitungan satu skema (dua ekor indukan) selama 52 bulan, pemodal mengeluarkan total dana sebesar Rp 30 juta. Maka keuntungan yang didapat adalah Rp 6 juta per tahun atau setara tiga kali bunga deposito).

Baca Juga

Sementara itu, katanya, bagi peternak akan mendapatkan dana bulanan kurang lebih Rp 400 ribu per bulan untuk peternak dan Rp 200 ribu per bulan untuk ternaknya. Dengan demikian, peternak tidak lagi menjual ternaknya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan memeroleh  bonus (bagi hasil sebesar 1,5 kali keuntungan setiap penjualan sapi). Jika ditotal, peternak akan mendapatkan keuntungan Rp 9 juta per tahun.

“Dua ekor sapi indukan tetap milik pemerintah selama-lamanya. Bagi peternak dan pemodal, mereka dapat bermitra kembali jika kontrak 52 bulan sudah selesai,” ujarnya dalam siaran pernya kepada Republika Online baru-baru ini.

Jika skema ini diterapkan secara nasional, dampaknya adalah populasi sapi terus berkembang karena ada pertambahan delapan ekor sapi per 52 bulan. Peternak mendapat dana talangan per bulan sehingga mencegah penjualan ternaknya. Peternak dan pemodal akan nyaman karena ternak dijamin asuransi jika ada kematian atau kehilangan. Program pemerintah akan berlangsung lancar dan sukses karena sapi diawasi pemodal dan perguruan tinggi. Siapapun (termasuk individu birokat) bisa menjadi pemodal. Tidak ada lagi sapi betina produktif disembelih, dan pelan tapi pasti swasembada sapi dan swasembada daging akan terwujud.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement