REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang terjadi Jumat (20/3) malam, menyebabkan tujuh rumah di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru, Riau, rusak berat. Bahkan, dua di antaranya rata dengan tanah.
Seorang pemilik rumah yang hancur rata dengan tanah, Komariah (60) mengatakan, angin kencang itu terjadi sekitar jam 18.30 WIB. Saat itu ia mengatakan sedang Shalat Maghrib.
"Saat itu saya sedang shalat Maghrib dan mendengar suara gemuruh diluar. Namun, saya tetap melanjutkan sholat hingga selesai," katanya di Pekanbaru, Sabtu (21/3).
Kemudian selang beberapa jam setelah angin kencang dan hujan reda, ia baru tersadar ternyata angin kencang tersebut mengakibatkan dua pintu rumah permanen miliknya yang tepat berada di samping rumahnya hancur rata dengan tanah. "Setelah shalat, kemudian saya melanjutkan untuk istirahat, dan saya sama sekali tidak tahu jika dua rumah saya yang kosong itu hancur sebelum diberitahu Pak RT," ujarnya.
Komariah merupakan korban dengan kondisi rumah yang paling parah dibandingkan dengan rumah lainnya. Ia dan keluarganya memiliki rumah petak dengan empat pintu.
Dua pintu di antaranya ditinggali dengan ketiga anaknya, dan dua pintu rumah yang hancur disebelahnya memang sengaja dikosongkan. Sementara dua pintu rumah yang ia tinggali mengalami kerusakan ringan terutama pada bagian atap.
Ia mengaku pascakejadian tidak mengetahui jika dua rumah disebelahnya telah hancur sebelum ketua Rukun Tetangga (RT) setempat memberitahunya. Karena saat ini Komariah menderita penyakit yang menyebabkannya tidak bisa banyak bergerak.
Komariah mengaku sejak tadi malam sudah mendapat bantuan dari warga sekitar, termasuk memberikan selimut dan keperluan lainnya. Sementara itu, dari pantauan di lapangan, hingga siang hari tadi, seluruh warga sekitar tempat tinggalnya bahu membahu memperbaiki dua rumahnya yang hancur serta membantu memperbaiki atap dua rumah yang ia tinggali bersama ketiga anaknya.
Ia berharap agar pemerintah dapat membantu warga sekitar korban puting beliung untuk memperbaiki rumah-rumah yang hancur tersebut.