Sabtu 21 Mar 2015 18:01 WIB

2015 Dianggap Tonggak Kebangkitan Properti Indonesia

Sejumlah warga memerhatikan maket salah satu rumah dalam suatu pameran properti di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/12).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah warga memerhatikan maket salah satu rumah dalam suatu pameran properti di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pengamat dari Indonesia Property Watch Ali Tranghanda berpendapat tahun 2015 menjadi tonggak kebangkitan properti Indonesia seiring dengan kebijakan pemerintah serta peningkatan daya beli masyarakat.

"Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi itu antara lain inflasi, BI rate dan bunga KPR yang kemudian diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat," kata Ali disela-sela kehadirannya di Makassar, Sabtu (21/3).

Kehadiran Ali di Makassar untuk menjadi pembicara pada Seminar Indonesian Property Outlook 2015 yang mengusung tema "Investasi Properti sebagai Pilihan Bijak" yang diselenggarakan oleh Paramount Land.

Menurut Ali, kebijakan pemerintah yang menurunkan BI rate dari 7,75 persen ke level 7,5 persen beberapa waktu lalu disambut baik oleh pasar. Hal itu diakui meningkatkan daya beli masyarakat terutama konsumen yang akan membeli rumah. Selain itu, adanya cadangan dana pemerintah dari pengalihan subsidi BBM yang akan dialihkan untuk menggenjot infrastruktur memberikan keuntungan bagi pembangun properti.

"Industri properti menengah atas mulai jenuh dan bergeser ke segmen menengah yang sebagian besar adalah 'end user', oleh karena itu pengembangpun mulai membidik pasar tersebut dengan melakukan strategi 'resizing' dan menjual tipe-tipe yang lebih kecil," katanya.

Dia mengatakan, tipe itu dijual antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar yang diprediksi akan menjadi primadona pasar properti.

Di sisi lain, lanjut dia, ada beberapa lokasi yang menunjukkan pertumbuhan dan penyimpan potensi pasar yang tinggi diantaranya di kawasan timur Indonesia seperti Surabaya, Makassar dan Manado.

Dengan demikian, Ali mengatakan, dapat disimpulkan bahwa optimistis sektor properti akan berjalan positif tahun ini, khususnya untuk rumah tapak (residensial).

Kendati demikian, pengembang harus jeli memamnfaatkan pasar dan memberikan strategi yang tepat dengan menawarkan produk yang berbeda dan sesuai dengan keinginan konsumen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement