REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya hingga 2016 bisa membentuk sebanyak 60 unit "Desa Tangguh Bencana" sebagai upaya mengurangi risiko bencana.
"Pada tahun 2014, kami sudah membentuk 41 unit Desa Tangguh Bencana, kemudian 2015, tujuh desa, mudah-mudah pada tahun 2016 sudah mencapai 60 desa," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Hardi, Jumat (20/3).
Ia menjelaskan Program Desa Tangguh Bencana ditujukan untuk mewujudkan masyarakat yang tangguh menghadapi bencana, terpadu, terkoordinasi dan sinergis agar saling melengkapi dengan seluruh program di desa dengan seluruh organisasi lainnya.
"Dengan demikian, masyarakat mempunyai kesiapsiagaan dan memiliki inisiatif menghadapi bencana," ujarnya.
Namun, masalah saat ini adalah desa tangguh masih kekurangan pendataan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, kata Hardi, diperlukan peta kebencanaan yang rinci.
"Peta kami masih global, mudah-mudahan pada September 2015, selesai peta kerawanan bencana yg sangat detail. Saat ini sedang dilakukan pemutakhiran status pada 41 Desa Tangguh Bencana dan hal ini memerlukan monitoring dan evaluasi di tingkat desa," katanya.