REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali siap mengontrol pengamanan pawai ogoh-ogoh atau patung raksasa sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1937 yang jatuh pada Sabtu, 21 Maret 2015.
"Pengamanan sudah disiapkan jauh-jauh hari dan kami tinggal mengontrol kegiatan ogoh-ogoh dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi," kata Kepala Polda Bali, Inspektur Jenderal Ronny Frengky Sompie di Denpasar, Jumat (20/3).
Pihak kepolisian akan berkoordinasi dengan petugas keamanan adat khas Pulau Dewata atau pecalang untuk memastikan keamanan rangkaian Hari Raya Nyepi.
Mantan Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri itu menyatakan pihaknya harus memperkuat pengamanan masyarakat di Pulau Dewata termasuk kegiatan ritual keagamaan dan budaya.
"Polda Bali harus memperkuat pengamanan masyarakat untuk memberikan perlindungan kepada semua aset termasuk hal yang menyangkut ritual agama dan budaya," ujar petinggi Polri yang baru menjabat posisi sebagai Kepala Polda Bali itu.
Terkait situasi di Pulau Dewata, Ronny menjelaskan keamanan di Pulau Dewata kondusif. Polda Bali sendiri akan menurunkan sejumlah personelnya dari berbagai kesatuan, di antaranya Polisi Lalu Lintas, Dalmas hingga Brimob untuk mengamankan pawai ogoh-ogoh di sejumlah titik strategis atau titik yang menjadi sentral kegiatan itu.
Kegiatan tersebut juga dibantu oleh TNI dan juga Pecalang yang sigap membantu kelancaran rangkaian Hari Raya Nyepi.
Hari Raya Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang berlangsung selama 24 jam dengan empat pantangan atau catur brata penyepian yakni Amati Karya atau tidak boleh bekerja, Amati Geni atau tidak boleh menghidupkan api atau lampu, Amati Lelanguan atau tidak boleh bersenang-senang dan Amati Leluangaan atau tidak boleh bepergian.