REPUBLIKA.CO.ID,SERANG – Sudah lebih sepekan harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Serang masih tetap tinggi. Harga bawang di beberapa pasar di kota Serang masih bertahan di angka Rp 30-32 ribu.
Kenaikan harga ini mencapai dua kali lipat dari harga normal yang biasanya hanya mencapai Rp 15-17 ribu. Menurut beberapa pedagang kenaikan ini akibat gagal panen di daerah penghasil bawang seperti di Brebes, Jawa Tegah.
Menurut Imran (23) penjual khusus cabai dan bawang di Pasar Induk Rau, Kota Serang mengatakan, harga bawang sudah sepuluh hari ini tinggi. Ia menduga, kenaikan bawang merah ini akibat gagal panen. “Kayanya gagal panen, mkanya bawang yang ada juga kualitasnya kurag bagus,” ungkapnya, Kamis (19/12).
“Harganya naik sejak sepuluh hari yang lalu, sekarang harga bisa mencapai Rp 30-32 ribu perkilonya,” kata kata Imron.
Selain Imran, Pepen (28) yang juga seorang pedagang bawang mengatakan, kenaikan yang terjadi ini membuat dirinya mengurangi pasokan bawang merah. Biasanya Pepen memasok bawang sebanya 1 hingga 1,5 ton, karena kenaikan ini, ia hanya menyetok 800 kg.
“Akibat naik, pembelinya berkurang. Pembeli juga mengurangi, yang biasanya biasanya beli 10 kilo sekarang paling beli setengahnya aja,” ungkapnya.
Tapi hingga saat ini, jualan Pepen selalu habis, karena, selain pasokannya yang ia kurangi, dirinya juga mengatakan bahwa bawang merah kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari. “Mereka butuh, jadi mau nggak mau beli,” ungkapnya.
Ditemui di kantornya, Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Serang, Binsar mengakui, kenaikan harga bawang memang sudah sejak seminggu lalu. Kenaikan mulai merangkak perlahan sampai tembus ke harga sekarang.
“Pada hari Minggu lalu harga memang sudah mulai naik dari Rp 24 ribu menjadi Rp 29 ribu, sekarang tembus Rp 32 ribu,” ungkapnya, Kamis (19/3).
Ia juga membenarkan, jika kenaikan ini akibat gagal panen di wilayah Brebes, Jawa Tengah. Selain itu, banjir yang berada di kawasan Indramayu yang mengakibatkan macet di Pantura juga menjadi penyebab tersedatnya distribusi sehingga harga naik.
Namun, Tak seperti beras yang bisa diatasi dengan Operasi Pasar (OP), Bawang tidak bisa hanya diatasi dengan OP, karena pasokan bawang pemerintah juga tidak banyak. “Selain itu, bawang lokal juga tidak ada, jadi kita tergantung pada pasokan dari Brebes,” ungkapnya.