Rabu 18 Mar 2015 20:45 WIB

Menteri Yohana: Informasi Kanker Bagi Perempuan Kurang

Kanker Serviks (ilustrasi)
Foto: akbidmus.ac.id
Kanker Serviks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise menegaskan informasi dan akses pelayanan terhadap penyakit kanker untuk kalangan perempuan di negara berkembang, seperti Indonesia sangat kurang.

"Perempuan yang terkena penyakit tersebut tentunya kualitas hidupnya akan menurun dan menambah panjang deretan masalah yang akan dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia," katanya dalam sosialisasi Program Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia di Istana Negara Jakarta, Rabu (18/3).

Menurut dia, kondisi itu memberatkan masyarakat karena perempuan memiliki tanggung jawab ekonomi yang cukup besar terhadap keluarga dan masyarakat. Ia menyatakan kanker yang menyerang perempuan adalah kanker leher rahim dan payudara.

"Saya menyambut sosialisasi ini karena ini sudah menjadi tugas saya sebagai Menteri Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," katanya.

Ia menyebutkan rahim merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi perempuan yang perlu dijaga dan dipelihara kesehatannya.

"Kanker serviks merupakan isu penting bagi perempuan karena terkait dengan kesehatan reproduksi perempuan," katanya.

Berdasar data WHO 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus 2012 atau meningkat 12 persen. Selain itu, jumlah kematian juga meningkat dari 7,6 juta orang menjadi 8,2 juta pada 2012 atau meningkat 8,0 persen.

"Kanker menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia yaitu sebesar 13 persen, setelah penyakit kardiovaskular," katanya.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar 2013, prevalensi tumor kanker Indonesia adalah 1,4 per 1.000 penduduk atau 330 ribu orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement