REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu Negara Iriana Joko Widodo meminta tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program gerakan nasional pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan indonesia selama lima tahun ke depan.
"Harapan saya agar semua bisa bergerak cepat dalam kegiatan program ini," kata Iriana dalam sosialisasi Program Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia di Istana Negara Jakarta, Rabu (18/3).
Ia menyebutkan PKK sebagai gerakan dari bawah sangat simultan dengan gerakan tersebut dan perkumpulan itu memiliki data yang riil dan detil.
"Semua data benar-benar konkret, tidak hanya asal tulis, itu pengalaman selama saya menjadi Ketua tim penggerak PKK selama delapan tahun, dinas terkait biasanya minta data dari PKK," katanya.
Ia menyebutkan Puskesmas juga berperan besar dalam sosialisasi gerakan itu. "Puskesmas di lingkungan saya, dulu juga selalu memberi penyuluhan dan pemeriksaan untuk ibu-ibu," katanya.
Hadir dalam kegiata itu antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, Menkes Nila Moeloek dan anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja, dan Tim Penggerak PKK seluruh Indonesia.
Menurut Iriana, saat ini banyak sekali ibu-ibu yang tidak mengetahui kesehatan organ wanita sehingga perlu Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia.
Pelaksanaan program tersebut selama lima tahun. "Saya harap selama lima tahun ini tidak hanya gebyar saja ya karena biasanya hanya satu kali gebyar, sesudah itu tidak ada lagi kelanjutannya," katanya.
Ia berharap ada kerja sama erat antara Kemenkes, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Tim Penggerak PKK.
Program Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia itu akan berlangsung selama lima tahun di seluruh provinsi dan kabupaten-kota yang direncanakan pencanangannya pada peringatan Hari Kartini 21 April 2015 di Kulon Progo, DIY yang merupakan daerah dengan privalensi tertinggi penyakit kanker.