Rabu 18 Mar 2015 15:00 WIB

Petani Desak Pemerintah Keluarkan HPP Terbaru

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Pekerja menjemur gabah padi hasil panen di Jambu, Kabupaten Semarang, Selasa (3/2).
Foto: Antara
Pekerja menjemur gabah padi hasil panen di Jambu, Kabupaten Semarang, Selasa (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di Jawa Barat meminta pemerintah segera mengeluarkan keputusan mengenai harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru untuk gabah.

''HPP terbaru harus segera keluar,'' tegas Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jabar, Rali, saat ditemui Republika di sela-sela acara panen musim rendeng 2014/2015 dan percepatan tanam musim gadu 2015 di Desa Kedokan Gabus, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Rabu (18/3).

Rali mengatakan, keputusan mengenai HPP terbaru harus segera keluar untuk mencegah banyaknya spekulan yang bermain. Dia menjelaskan, spekulan selama ini menghembuskan isu-isu bahwa harga beras dalam negeri lebih mahal dibanding luar negeri. "Karena itu nanti akhirnya timbul impor,'' terang Rali.

Rali menilai, idealnya, besaran HPP terbaru mencapai Rp 4.500 per kg. Menurutnya, besaran harga itu mampu mengimbangi biaya produksi yang dikeluarkan petani.

Rali mengakui, saat ini harga gabah di tingkat petani memang masih tinggi. Yakni sekitar Rp 4.200 - Rp 4.300 per kg.  ''Tapi meskipun begitu harus ada  kejelasan/legal harga dari pemerintah,'' tutur Rali.

Rali menerangkan, saat ini, berbagai daerah di Jabar sudah mulai panen. Pada Maret 2015, lahan di Jabar yang panen sekitar 500 ribu hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement