Rabu 18 Mar 2015 13:37 WIB

Karakter Wayang Thengul Dibukukan

Wayang Thengul
Foto: jawatimuran.wordpress.com
Wayang Thengul

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, segera menyosialisasikan nama 100 tokoh Wayang Thengul dalam bentuk buku. "Setelah 100 tokoh Wayang Thengul yang ada disepakati nama-namanya oleh para dalang dalam seminar ini, segera kami dokumentasikan dalam bentuk buku untuk diedarkan ke berbagai kalangan," kata Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, Rabu (18/3).

Disbudpar menggelar seminar untuk menetapkan nama 100 tokoh Wayang Thengul, karena para dalang di daerah setempat, masih sering berbeda dalam memberikan nama untuk tokoh Wayang Thengul. Ia menyebutkan buku yang berisi nama-nama 100 tokoh Wayang Thengul, yang merupakan khas kesenian daerah setempat, nantinya akan dibagikan kepada para dalang Wayang Thengul di daerahnya yang jumlahnya 18 dalang.

Selain itu, lanjut dia, buku juga akan dibagikan kepada perpustakaan milik pemerintah kabupaten (pemkab) dan semua lembaga pendidikan dan perpustakaan milik swasta.

Dua dalang Wayang Thengul senior di Bojonegoro Santoso dan Mardji Marto Deglek menjelaskan, dalang Wayang Thengul di daerahnya selama ini menetapkan nama tokoh wayang hanya berdasarkan bentuknya yang mengambarkan karakter seseorang. Selain itu, lanjut dia, tidak semua dalang Wayang Thengul di daerahnya memiliki Wayang Thengul sendiri dengan jumlah lengkap.

"Kalau wayangnya tidak lengkap yang untuk memilih tokoh Wayang Thengul disesuaikan dengan karakternya jahat atau baik," jelas dia.

Baik Mardji maupun Santoso juga optimistis adanya penetapan nama tokoh Wayang Thengul yang digelar dalam seminar dua hari ini, tidak akan ada lagi perbedaan para dalang dalam memberikan nama. Selama ini ada sekitar 50 tokoh Wayang Thengul yang namanya bisa berbeda-beda. Berdasarkan cerita, pergelaran Wayang Thengul di daerah setempat menampilkan kisah masuknya Islam ke Tanah Jawa, kisah Panji dalam Kerajaan Jenggala, sejarah Kerajaan Majapahit dan kisah "Betoro Kolo" yang biasa dipentaskan untuk "ruwatan".

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement