Rabu 18 Mar 2015 13:30 WIB

Terkenal di Luar Negeri, Pasar Lokal Malah tak Minati Alat Musik Bambu

Sejumlah Lansia memainkan pertunjukan alat musik tradisional angklung dalam peringatan hari lanjut Usia nasional (HLUN) ke-XVIII di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/6).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sejumlah Lansia memainkan pertunjukan alat musik tradisional angklung dalam peringatan hari lanjut Usia nasional (HLUN) ke-XVIII di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/6).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Alat musik bambu hasil kreasi warga Cimahi lebih diapresiasi oleh para wisatawan manca negara dibanding di pasar lokal. "Alat musik bambu produksi kami tidak terekspose di negeri sendiri justru diborong oleh wisatawan dari sejumlah negara," kata pembuat alat musik bambu di Cimahi, Adang Muhidin (41), Rabu (18/3).

aAlat musik yang mereka produksi berupa alat musik petik, tiup, gesek dan pukul. Beberapa jenis alat musik itu gitar, bass, saxophone, biola, drum dan 14 jenis alat musik lainnya yang terbuat dari bambu. Menurut dia, produk tersebut sudah dikenal di berbagai negara seperti Jepang, Filipina, Malaysia, Korea, Singapura, Taiwan, dan Inggris. "Tapi di Indonesia sendiri tidak begitu diminati," kata Adang.

Alat musik bambu itu dijual dengan harga bervariasi, seperti biola seharga Rp 1,5 juta hingga drum set yang ia hargai Rp15 juta rupiah. Produknya kurang laku di negeri sendiri dikarenakan bahan bakunya. Pasalnya bambu memiliki harga yang murah dan mudah didapat, sementara harga alat musik yang ia jual dapat mencapai jutaan.

Dia mengatakan alat musik ini dipamerkan dalam berbagai regiatan, respons yang diberikan pengunjung kurang maksimal. Pengunjung menyayangkan alat musik ini hanya terbuat dari bambu. Menurut dia, di Indonesia hanya segelintir musisi yang membeli alat musik bambu. Mereka adalah Iwan Fals dan Balawan sisanya, dinikmati oleh band-band pengguna alat musik bambu di luar negeri.

Untuk lebih mengenalkan alat musik bambunya, ia berencana untuk menggelar orkestra alat musik bambu pada 2016 mendatang. Sesuai namanya, orkestra itu akan menggunakan seluruh alat musik yang terbuat dari bambu, bahkan panggung, sound system, dan komputernya juga terbuat dari bambu.Adang berharap, alat musik bambu dapat lebih dikenal di negeri sendiri serta dapat dinikmati oleh lebih banyak negara di dunia.

"Untuk orkestra kita cuma kurang piano bambu saja, dan itu sekarang sedang diriset," kata Adang.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement