REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberi wawasan keislaman yang benar, yaitu Islam yang rahmatan lil alamin. Hal ini menyikapi gencarnya pengaruh ISIS dan paham radikal terorisme lainnya di Indonesia,
“Pelibatan ulama dalam program BNPT sebenarnya sudah lama, dan tahun ini kami ingin ada kerja sama yang komprehensif dengan MUI dalam hal pencegahan terorisme,” kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Agus Surya Bakti usai rapat koordinasi dengan MUI Selasa (17/3).
Kegiatan yang akan dilakukan antara lain penguatan lembaga pendidikan dan keagamaan, kegiatan anti radikal kepada pengurus pesantren, santri, penguatan kapasitas imam masjid dan khotib, training of trainer kepada ta’mir serta pelatihan managemen pengurus ibadah dewan masjid.
Kerja sama BNPT dan MUI akan dimulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dan diharapkan dapat menangkap paham radikal terorisme dengan pendekatan keagamaan.
“Kami, MUI, sadar kurangnya informasi dari fenomena terorisme dan sejauh mana gerakan paham radikal itu telah berjalan. Kami hanya
banyak mengetahui dari media massa. Karena itulah ini sangat membantu kami mendapatkan informasi agar program dan kegiatan keagamaan kami bisa lebih maksimal dalam pencegahan radikalisme” kata perwakilan MUI, KH Slamet Effendy Yusuf.
Menurutnya, pelibatan ulama dalam mencegah terorisme penting untuk memberi pencerahan keagamaan yang moderat bagi masyarakat di tengah semakin menjamurnya paham radikal akhir-akhir ini. BNPT dan MUI bersepakat bahwa paham radikal merupakan induk dari tindakan terorisme.
Karena itulah, pelibatan ulama penting dalam menangkal paham radikal. Yaitu dengan memberikan pencerahan keagamaan menjadi penting.
Penyebaran paham radikal terorisme saat ini sangat marak dan efektif dilakukan di dunia maya. Anak remaja menjadi sasaran utama dari
berbagai situs dan media sosial kelompok radikal. Karenanya tahun ini BNPT telah mencanangkan Program Nasional "Tahun Damai di Dunia” dengan melibatkan seluruh pihak, terutama juga dari para tokoh agama dan ulama.