Selasa 17 Mar 2015 16:26 WIB

Mafia Pupuk Picu Turunnya Produksi Gabah Tasikmalaya

Rep: c10/ Red: Angga Indrawan
Petani menjemur gabah padi hasil panen. Ilustrasi
Foto: Antara
Petani menjemur gabah padi hasil panen. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Produksi gabah di Kota Tasikmalaya mengalami penurunan. Pada tahun 2013, lahan pertanian di Kota Tasikmalaya menghasilkan 93.483 ton gabah. Pada 2014, produksi gabah turun menjadi 85.132 ton.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat, Entang Sastra Atmadja mengatakan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan produksi gabah menurun. Pertama, faktor iklim. Kemarau kekeringan, terendam di musim penghujan.

Selanjutnya, kata dia, adanya pupuk yang tidak sesuai juga menjadi penghambat para petani. Ia mengatakan, sering kali pupuk subsidi terlambat datang. "Bahkan tiba-tiba pupuk subsidi hilang dipasaran dan petani tidak bisa membelinya," ujar Entang kepada Republika, Selasa (17/3).

Entang melanjutkan, adanya mafia pupuk sudah bukan rahasia umum lagi. Kemudian, kata dia, penyuluhan harus lebih digalakkan lagi. Sesuai otonomi daerah, yang bertanggungjawab pada penyuluhan adalah pemerintahan Kota/ Kabupaten.

Kasi Bina Produksi, Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Eri Anggoro Kasih mengatakan, produksi gabah di Kota Tasikmalaya justru sebenarnya masih dapat ditingkatkan. Yakni dengan menerapkan teknologi saat bertani.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Yakni, penggunaan bibit unggul, penanganan hama, pemupukan dan penerapkan teknologi seperti alat mesin pertanian (Alsintan). Akan tetapi, diakuinya para petani di daerah memang terkendala oleh dana.

"Sementara, harga alat mesin pertanian cukup mahal," ujar Eri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement