Senin 16 Mar 2015 18:53 WIB

'Golkar Bisa Ditinggalkan Rakyat'

Rep: C60/ Red:
Partai Golkar
Foto: .
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengamat politik pemerintahan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (USU), Arifin Saleh Siregar mengingatkan partai Golkar untuk melakukan upaya perdamaian. Pemersatuan partai penting didahulukan untuk menghindari perpecahan yang terus berlanjut.

“Golkar harus lakukan ‘insyaf politik’, agar tidak ditinggal rakyat,” ujar Arifin di Medan, Senin (16/3).

Menurut Arifin, perpecahan di tubuh Golkar telah merembet ke hampir semua daerah di Indonesia. Di mata dia, kondisi tersebut sangat membahayakan kelanjutan partai berlambang beringin tersebut.

“Kedua kubu (Agung dan ARB) harus menyadari bahwa mereka memang selama ini memiliki kesalahan politik. Baiknya kedua pihak segera melakukan insyaf agar tidak ditinggalkan rakyat,” papar Arifin.

Arifin melanjutkan, akan banyak kerugian yang dialami Partai Golkar jika kisruh dan konflik internal berlarut-larut, salah satunya tentu terancam ikut dalam Pilkada.

Selain itu, kata dia, partai pemilik suara terbanyak kedua di Pemilu 2014 kemarin itu dapat kehilangan simpati dari pendukungnya.

“Karena rakyat sudah cerdas dan sangat membenci parpol yang tidak solid dan terus-terusan ribut sesama pengurus,” kata Arifin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement