REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri sudah memastikan adanya sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berusaha bergabung dengan ISIS.
Kabag Penerangan Umum Polri Kombes Rikwanto menjelaskan, setidaknya ada beberapa hal yang memengaruhi orang untuk bergabung dengan kelompok militan itu.
"Pertama, propaganda di internet. Ajakan-ajakan untuk bisa bergabung di sana (Timur Tengah) dengan Kekhilafahan Islam, berjihad, lalu kalau meninggal, masuk surga," kata Kombes Rikwanto di Mabes Polri, Senin (16/3).
Kedua, lanjut Rikwanto, disebabkan adanya utusan langsung. Mereka ini dikirim ISIS ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Mereka dikirim ke kantong-kantong wilayah Muslim yang masyarakatnya punya satu gagasan sejalan. "Supaya bisa langsung merekrut calon-calon yang akan diberangkatkan ke Suriah," jelasnya.
Rikwanto mengakui, metode yang kedua ini pernah terjadi. Pada akhir tahun lalu, empat orang yang berkunjung ke Poso diamankan kepolisian setempat. Keempatnya memakai paspor Turki dan mengajak WNI untuk ikut ke Suriah, bergabung dengan ISIS.
Termasuk ke dalam yang berhasil diajak itu, keenam belas WNI yang kini ditahan otoritas Turki. Adapun keempat orang Turki tersebut, kata Rikwanto, hingga kini masih diproses secara hukum.
"Jadi ada beberapa hal yang bisa memengaruhi seseorang atau sekeluarga berangkat ke Suriah," kata Rikwanto menambahkan.