REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk segera merealisasikan bantuan alat deteksi dini longsor.
"Kami sudah mengajukan permohonan bantuan alat deteksi dini kepada BNPB sebanyak lima unit dan saat ini masih menunggu realisasinya mengingat Kabupaten Sukabumi merupakan daerah rawan bencana tanah longsor yang kerap menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kabupaten Sukabumi, Irwan Fajar kepada Antara di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, dari pemetaan potensi risiko bencana seluruh kecamatan atau 47 kecamatan masuk dalam daerah rawan bencana namun berbeda kategori kerawanannya.
Ada tiga kategori daerah rawan bencana yaitu tinggi, sedang dan rendah, untuk di wilayah selatan mayoritas masuk kategori sedang dan tinggi.
Potensi bencana tanah longsor ini masih tinggi, apalagi informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Sukabumi masih berpotensi turun hujan deras atau ekstrem.
Dengan adanya alat deteksi dini ini, diharapkan mampu meminimalisir dampak bencana baik harta maupun jiwa.
"Antisipasi longsor kami terus lakukan, baik sekedar sosialisasi sampai memasang bronjong kawat di lokasi-lokasi rawan longsor dan mengungsikan warga," tambahnya.
Irwan mengatakan BNPB hingga kini baru memberikan alat deteksi dini tsunami atau tsunami early warning system (TEWS) yang berjumlah delapan unit.
Alat tersebut dipasang Kecamatan Tegalbuleud dan Ciracap yang merupakan daerah rawan bencana tsunami dan alat ini diharapkan bisa mempermudah dalam antisipasi jika terjadi tsunami.