REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desakan untuk melarang Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencalonkan kembali sebagai pemimpin partai ditanggapi tak acuh. Bekas partai penguasa itu menilai, suara dari luar partai cuma wacana pinggiran dan tak perlu ditanggapi.
Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Ramadhan Pohan mengatakan, sampai hari ini, incumbent masih berada di bursa pencalonan tunggal. Sebab, kata dia, pemilik hak suara dalam Kongres Partai Demokrat masih menghendaki SBY memimpin.
"Kalau saran sih boleh saja. Tapi, kalau sudah mendesak-desak, melarang-larang, siapa mereka," kata Pohan lewat pesan singkatnya, Ahad (15/3).
Ungkapan Ramadhan menanggapi desakan Forum Komunikasi Deklarator dan Pendiri Partai Demokrat (FKD-PPD). Ketua FKD-PPD, Ventje Rumangkang, Jumat (13/3) meminta agar partai yang pernah didirikan olehnya itu tak lagi mencalonkan SBY. Sebab, kata dia, masih banyak kader internal yang mumpuni untuk dicalonkan.
Menurut Ramadhan, FKD-PPD tak punya kedudukan struktur dalam partainya. Itu artinya, forum tersebut juga tak punya hak untuk bersuara soal internal partai, terlebih mendesak agar SBY absen dalam pencalonan ketua umum.
"Saya dan mayoritas pemegang hak suara di Kongres Partai Demokrat, masih bulat meminta SBY (kembali menjadi ketua umum)," sambung dia.